Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Husen Miftahudin
Eko Nordiansyah • 2 December 2025 09:12
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami peguatan. Mata uang Garuda menguat saat dolar AS mengalami tekanan.
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 2 Desember 2025, rupiah berada di level Rp16.631 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 32 poin atau setara 0,19 persen dari Rp16.675 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.663 per USD. Mata uang Garuda terpantau masih stagnan dari penutupan perdagangan kemarin.
Dolar AS melemah tipis pada Senin, 1 Desember 2025. Pelemahan ini terjadi karena investor mengamati perkembangan suku bunga AS menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve bulan ini.
Dikutip dari Investing.com, Selasa, 2 Desember 2025, indeks dolar AS yang melacak greenback terhadap sekeranjang pasangan mata uang, turun tipis 0,2 persen menjadi 99,25.
Baca Juga :
.jpeg)
(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Pasar telah meningkatkan spekulasi mereka terhadap pemangkasan suku bunga The Fed setelah serangkaian data ekonomi AS yang kurang menggembirakan memperkuat pandangan, pertumbuhan ekonomi sedang melambat dan tekanan inflasi mereda, meskipun tetap kuat, di negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini.
Pergeseran ini mendorong harga pasar uang untuk menyiratkan peluang penurunan suku bunga seperempat poin sebesar hampir 88 persen pada pertemuan The Fed 9-10 Desember, naik dari sekitar 40 persen hanya seminggu sebelumnya.
Pada saat yang sama, pasar sedang menilai pernyataan Presiden Donald Trump, ia telah memutuskan pilihannya untuk ketua Federal Reserve berikutnya, meskipun Trump menolak untuk menyebutkan nama persisnya.
Menurut laporan terbaru, daftar pendek yang dipertimbangkan mencakup penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett, mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh, dan Gubernur The Fed saat ini Christopher Waller. Hassett dilaporkan sebagai kandidat terdepan untuk posisi tersebut, tetapi ia mengecilkan prediksi ini, hanya mengatakan ia akan senang hati untuk menjabat.
Pergeseran kepemimpinan dapat memengaruhi lintasan kebijakan The Fed secara signifikan. Laporan telah berulang kali mengindikasikan Trump dapat memilih sekutu dekat untuk menggantikan Ketua The Fed saat ini, Jerome Powell, yang masa jabatannya berakhir pada bulan Mei.