Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Siti Yona Hukmana • 18 November 2023 13:33
Jakarta: Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto memandang Polri susah menjaga netralitas dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal ini menanggapi isu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang diduga tidak netral dengan mendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Sesuai undang-undang, kepolisian adalah aparat negara sekaligus alat pemerintah bukan alat penguasa atau alat kekuasaan. Dalam praktiknya, memisahkan kepentingan negara yang lebih besar dengan kepentingan politik pemegang kekuasaan itu sangat susah," kata Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto kepada Medcom.id, Sabtu, 18 November 2023.
Bambang mengatakan salah satu faktor tercorengnya netralitas Polri adalah adanya kepentingan-kepentingan pragmatis yang berkelindan. Terutama kepentingan oknum, organisasi, dan rezim yang berkuasa yang kadang menjauh dari kepentingan negara.
"Apalagi godaan-godaan politik pragmatis selalu saja muncul berupa janji-janji kuasa. Godaan politik kekuasaan itu sangat menggiurkan pejabat-pejabatnya," ungkap Bambang.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu menuturkan netralitas aparat sulit diimplementasikan selama tak ada sistem kontrol. Dia mengusulkan agar dibuat sistem yang bisa memantau netralitas aparat selama pesta demokrasi berlangsung.
"Naluri alamiah pemegang kekuasaan itu selalu ingin melanggengkan kekuasaan dan secara alamiah pula akan menggunakan semua perangkat yang ada, termasuk alat negara. Makanya, ke depan harus dibangun sistem yang bisa membatasi pengunaan alat negara untuk kepentingan-kepentingan politik pragmatis 5-10 tahunan," tutur Bambang.
Sebelumnya, beredar isu sokongan Kapolri kepada Prabowo-Gibran dengan meminta Wakapolda Jawa Timur Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo untuk mengawal pemenangan di 18 polres wilayah tersebut. Dalam isu itu juga menyebut Wakapolri Komjen Agus Andrianto turun langsung di Sumatra Utara untuk mendongkrak suara Partai Soladirtas Indonesia (PSI). Untuk diketahui, partai ini dipimpin Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tak lain adalah adik cawapres Gibran.