Survei: Mayoritas Orang AS Percaya Ekonomi Sedang Resesi

Amerika Serikat. Foto: Unsplash.

Survei: Mayoritas Orang AS Percaya Ekonomi Sedang Resesi

Arif Wicaksono • 23 May 2024 18:11

New York: Menurut jajak pendapat terbaru yang dilakukan Harris untuk The Guardian, perekonomian AS sedang dalam resesi. Hasil jajak pendapat tersebut menyoroti kesenjangan besar antara kenyataan dan persepsi masyarakat Amerika terhadap keadaan perekonomian.
 

baca juga:

AS Umumkan Kenaikan Tarif ke Impor Tiongkok pada Agustus


Melansir Business Insider, Kamis, 23 Mei 2024, hasil dari jajak pendapat tersebut mencakup 49 persen yang percaya bahwa S&P 500 akan turun pada tahun 2024, padahal kenyataannya naik sekitar 11 persen memperpanjang kenaikan 24 persen yang dialami pada tahun 2023.

Perekonomian, pada kenyataannya, tidak berada dalam resesi, dan dalam beberapa hal, perekonomian sedang berjalan baik. Pertumbuhan PDB sejak pandemi ini meningkat lebih cepat dibandingkan dekade sebelumnya, dan angka pengangguran mendekati titik terendah dalam sejarah.

Hampir separuh responden jajak pendapat mengatakan mereka yakin bahwa pengangguran berada pada titik tertinggi dalam 50 tahun, padahal kenyataannya tingkat pengangguran berada di bawah 4 persen selama lebih dari dua tahun dan mendekati titik terendah dalam 50 tahun.

Sebanyak 72 persen responden jajak pendapat mengatakan mereka yakin inflasi meningkat, padahal kenyataannya inflasi mencapai puncaknya sebesar 9,1 persen pada Juni 2022 dan sejak itu telah berkurang setengahnya.

Jumlah orang Amerika yang bekerja mencapai rekor tertinggi, pendapatan meningkat lebih cepat dibandingkan tingkat inflasi, dan saldo 401 ribu mencapai rekor tertinggi, namun sebagian besar orang Amerika yang disurvei oleh Harris merasa bahwa situasi ekonomi sangat buruk. Penyebab putusnya hubungan ini tampaknya disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap inflasi.

Dampak kenaikan harga

Meskipun data menunjukkan sebagian besar inflasi telah terkendali, masyarakat Amerika masih merasakan dampak dari kenaikan harga di toko kelontong, dealer mobil, dan pasar perumahan.

Masyarakat Amerika ingin harga kembali ke tingkat sebelum pandemi, namun hal ini memerlukan deflasi, bukan disinflasi. Kejadian seperti ini mungkin terjadi bersamaan dengan perekonomian yang sangat lemah dan oleh karena itu kecil kemungkinannya. Hal yang juga tampaknya menjadi penyebab terputusnya pandangan masyarakat Amerika terhadap perekonomian.

Ketika disurvei oleh Harris, 58 persen responden mengatakan mereka yakin perekonomian memburuk karena kesalahan manajemen yang dilakukan pemerintahan Biden. Dinamika ini terlihat jelas ketika hasil pemilu dipecah berdasarkan afiliasi politik.

Meskipun 56 persen responden jajak pendapat mengatakan bahwa mereka yakin perekonomian sedang berada dalam resesi, angka tersebut lebih tinggi pada responden jajak pendapat yang mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota Partai Republik, yaitu sebesar 67 persen.

Sedangkan responden yang mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota Partai Demokrat dan mengatakan AS sedang berada dalam resesi, memiliki angka yang lebih rendah, yaitu sebesar 49 persen.

Hasil jajak pendapat tersebut menyoroti vibecession yang dirasakan jutaan orang Amerika selama setahun terakhir, dan hal ini pada akhirnya bisa menjadi masalah besar bagi peluang Presiden Joe Biden untuk terpilih kembali.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Arif Wicaksono)