Areal persawahan yang rusak parah akibat dihantam banjir badang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. ANTARA/Muhammad Zulfikar
Silvana Febiari • 10 December 2025 08:33
Kota Padang: Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) mencatat kerugian besar di sektor pertanian akibat bencana hidrometeorologi. Total seluas 1.341 hektare sawah masyarakat di daerah tersebut mengalami puso atau gagal panen.
"Dari 4.500 ha sawah yang terkena banjir dan longsor di Sumbar, sebanyak 1.341 ha di antaranya mengalami puso atau gagal panen," kata Koordinator Bagian Dampak Perubahan Iklim UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar, Mufridawati, dikutip dari Antara, Rabu, 10 Desember 2025.
Sebanyak 16 kabupaten dan kota yang terdampak bencana, puso tertinggi dialami Kabupaten Padang Pariaman. Kemudian Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, Solok, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kota Padang.
Selain padi, tanaman jagung, tanaman sayur serta buah-buahan juga terdampak
bencana hidrometeorologi yang terjadi akhir November 2025. "Sejak 1 Desember 2025, tim sudah diturunkan untuk mendata lahan pertanian yang rusak akibat banjir bandang dan tanah longsor," ujar Mufridawati.
Pendataan ini dilakukan tidak hanya untuk mengetahui jumlah pasti kerusakan sawah akibat bencana. Upaya pendataan juga bertujuan memastikan agar para petani yang terdampak menerima kompensasi.
"Dari BPTPH Dinas Perkebunan mendata berapa luas tanaman yang terdampak, ini kita laporkan dan laporan inilah nanti yang diharapkan ada kompensasi untuk petani," harap Mufridawati.

Ilustrasi sawah. Foto: MI.
Kemudian dari semua daerah yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor, terdapat tiga daerah yang belum bisa didata. Sebab, akses jalan ke daerah tersebut belum bisa dilewati.
Adapun tiga daerah yang belum bisa didata yakni daerah Malalak di Kabupaten Agam, Tinggam di Kabupaten Pasaman Barat, dan Gunung Omeh di Kabupaten Limapuluh Kota. Petugas juga diberi waktu hingga minggu ketiga Desember untuk melengkapi pendataan di lapangan.