Ilustrasi- Lahan pertanian di Kabupaten Lampung Timur saat hendak dilakukan pengolahan lahan saat memasuki musim penghujan. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.
Silvana Febiari • 20 November 2025 17:43
Bandar Lampung: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mengimbau petani yang ada di daerahnya agar dapat memitigasi curah hujan tinggi. Mitigasi dilakukan untuk mencegah terjadinya puso di lahan pertanian.
"Saat ini memang sebagian besar wilayah pertanian di Lampung sudah memasuki musim tanam tiga, dan kondisi cuaca cukup ekstrem dengan intensitas curah hujan tinggi," kata Analis Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung Wahyu Hidayat, dikutip dari Antara, Kamis, 20 November 2025.
Wahyu mengimbau kepada kelompok tani agar dapat melakukan langkah mitigasi dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi. Salah satunya dengan mengurus asuransi usaha tani padi (AUTP).
"Kami mengimbau gabungan kelompok tani agar bisa segera mengurus asuransi pertanian, sebagai mitigasi kalau terjadi banjir akibat curah hujan tinggi dan membuat sawah menjadi puso. Sebab asuransi tani ini penting sekali, untuk memitigasi risiko sebab akan ada perlindungan kepada petani dari kerugian akibat gagal panen," katanya.
Dia menjelaskan petani juga perlu meningkatkan kecakapan dalam memahami
perubahan iklim dan informasi cuaca. Hal tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan Sekolah Lapang Iklim.
"Sekarang potensinya adalah
banjir karena kemarau basah, kalau untuk titik panas di Lampung karena sepanjang tahun ini penuh dengan hujan. Maka tidak ditemukan titik panas. Bahkan secara nasional Gugus Tugas Karhutla sudah dibubarkan karena suhu yang panas beberapa waktu kemarin tidak terlalu berpengaruh terhadap kebakaran hutan dan lahan," ucap dia.
Ilustrasi hujan lebat disertai angin kencang. MI/Susanto
Menurut dia, kondisi kemarau basah terjadi di sepanjang tahun ini. Lampung sebagai daerah yang memiliki lahan pertanian cukup luas harus terus mengantisipasi dan memitigasi adanya dampak cuaca ekstrem bagi sektor pertanian.
"Bencana angin kencang memang sudah terjadi. Oleh karena itu, potensi-potensi bencana hidrometeorologi tersebut harus diantisipasi dengan tetap memperhatikan informasi cuaca, mengurus asuransi pertanian dan mengatur saluran air yang ada di lahan pertanian," ungkapnya.