Profil KH. M. Anwar Manshur, Kiai Sepuh Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo

KH. Muhammad Anwar Manshur, dok: Instagram @santrimoloekatan

Profil KH. M. Anwar Manshur, Kiai Sepuh Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo

Putri Purnama Sari • 14 October 2025 15:03

Jakarta: Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri dikenal luas sebagai salah satu pesantren salaf terbesar dan tertua di Indonesia. Dari pesantren inilah lahir banyak ulama dan tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU)


Salah satu sosok sentral yang sangat dihormati dari pesantren ini adalah KH. Muhammad Anwar Manshur, atau yang akrab disapa Kiai Sepuh Anwar Manshur. Beliau merupakan figur kharismatik yang menjadi panutan santri dan umat Islam karena keteguhan ilmu, akhlak, dan istiqomah dalam ibadah.

Profil KH. M Anwar Manshur

KH. Muhammad Anwar Manshur lahir pada 1 Maret 1938 di lingkungan pesantren. Beliau adalah putra KH. Manshur Jombang dan Nyai Salamah, yang merupakan putri ketiga KH. Abdul Karim (Mbah Manab), pendiri Pondok Pesantren Lirboyo. Dari garis keturunan ini, darah keulamaan sudah mengalir kuat sejak lahir.

Beliau tumbuh dalam suasana religius yang kental, di mana adab dan ilmu menjadi dua hal utama yang ditanamkan oleh keluarga. Sejak kecil, Anwar Manshur sudah terbiasa dengan suasana mengaji, mendengarkan ceramah, dan mempelajari kitab-kitab klasik yang menjadi ciri khas pesantren salaf.
 

Pendidikan dan Perjalanan Menimba Ilmu

KH. Anwar Manshur memulai pendidikan di Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyiin, Paculgowang, Jombang, pesantren yang diasuh oleh ayahnya sendiri. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Tebuireng hingga tingkat tsanawiyah, salah satu pesantren terbesar di Jombang, yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari.

Dari Tebuireng, beliau kemudian pindah ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, pesantren yang didirikan oleh kakeknya, KH. Abdul Karim. Di sinilah beliau memperdalam berbagai disiplin ilmu agama, seperti tafsir, fikih, hadis, dan tasawuf. Ketekunan serta kerendahan hatinya membuatnya cepat dikenal di kalangan guru dan santri.

Kehidupan Pribadi dan Keluarga

Dalam perjalanan hidupnya, KH. Anwar Manshur telah melewati berbagai fase kehidupan yang penuh hikmah. Beliau menikah sebanyak tiga kali.

Istri pertamanya adalah Nyai Umi Kulsum, putri dari KH. Mahrus Aly, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo. Dari pernikahan ini, beliau dikaruniai delapan anak (tiga putra dan lima putri). Namun, takdir berkata lain, Nyai Umi Kulsum wafat lebih dahulu, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.

Setelah itu, KH. Anwar Manshur kembali membangun rumah tangga bersama Nyai Husnah binti Ahyat. Akan tetapi, ujian kembali datang ketika Nyai Husnah juga berpulang ke rahmatullah.

Tidak berhenti di situ, beliau kemudian menikah dengan istri ketiga, Nyai Mahfudzotin dari Pesantren Peterongan Jombang. Meski dari pernikahan ini belum dikaruniai anak, kehidupan keluarga beliau tetap menjadi teladan dalam hal kesabaran, keteguhan hati, dan kebijaksanaan.

Keluarga besar KH. Anwar Manshur hingga kini turut berperan aktif dalam dunia pesantren dan dakwah, meneruskan perjuangan beliau dalam membina pendidikan Islam dan menjaga tradisi keulamaan di Lirboyo.

Peran dan Kepemimpinan di Pondok Pesantren Lirboyo

Sebagai pengasuh utama Pondok Pesantren Lirboyo, KH. Anwar Manshur dikenal sangat tegas namun penuh kasih sayang kepada santri-santrinya. Beliau dikenal istiqamah dalam mengajar, mengaji, dan membimbing santri setiap hari.

Pada 15 September 1985 (1 Muharram 1406 H), beliau mendirikan Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi-aat di kompleks Lirboyo, khusus untuk santri perempuan. Langkah ini memperluas jangkauan dakwah dan pendidikan Islam bagi kaum wanita.

Kiai Anwar juga dikenal tidak pernah meninggalkan rutinitas ibadah malam seperti tahajud, dzikir, dan pengajian kitab kuning hingga larut malam. Banyak santri bersaksi bahwa beliau sering terlihat berjam-jam beribadah di tengah malam, terutama di bulan Ramadan.
 

Kiprah di Organisasi Nahdlatul Ulama

Selain menjadi pengasuh pesantren, KH. Anwar Manshur juga aktif dalam organisasi keagamaan.

Beliau menjabat sebagai Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur periode 2024–2029, posisi tertinggi di struktur ulama wilayah NU.

Sebelumnya, beliau juga dipercaya sebagai Mustasyar PBNU (Dewan Penasehat Nahdlatul Ulama).

Kehadiran beliau di struktur NU menjadi penyejuk dan pengarah, terutama di tengah dinamika umat dan organisasi. Dengan wibawa dan keteduhan beliau, banyak kebijakan penting NU di Jawa Timur dapat berjalan selaras.

Sebagai Kiai Sepuh di lingkungan pesantren dan NU, KH. Anwar Manshur memiliki pengaruh besar, baik di Jawa Timur maupun di tingkat nasional. Banyak ulama muda, santri, dan tokoh masyarakat menjadikannya sebagai panutan dalam kehidupan beragama dan berorganisasi.

Warisan terbesar beliau bukan hanya berupa bangunan pesantren, melainkan keteladanan akhlak, kedalaman ilmu, dan semangat dakwah yang tak pernah padam.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)