Kematian di Tengah Demo Gen Z Nepal Jadi 22 Orang, Militer Mulai Turun Tangan

Ribuan pemuda Nepal turun ke jalanan ibu kota Kathmandu dalam memprotes maraknya korupsi dan larangan media sosial. (Anadolu Agency)

Kematian di Tengah Demo Gen Z Nepal Jadi 22 Orang, Militer Mulai Turun Tangan

Willy Haryono • 10 September 2025 11:38

Kathmandu: Militer Nepal mulai dikerahkan di ibu kota Kathmandu pada Selasa malam, setelah aksi protes pengunjuk rasa seharian penuh yang menyerang jajaran elite politik, baik di kantor pemerintahan maupun di rumah pribadi mereka. Sebagian besar massa aksi di Nepal ini berasal dari kelompok muda atau Gen Z.

Sehari setelah aparat keamanan menembaki demonstran hingga menewaskan sedikitnya 19 orang, asap masih mengepul dari kebakaran di gedung parlemen dan Mahkamah Agung di ibu kota, juga dari rumah-rumah anggota parlemen, baik mantan maupun yang masih menjabat.

Mengutip dari New York Times, Rabu, 10 September 2025, istri seorang mantan pejabat dilaporkan mengalami luka bakar parah. Sejumlah hotel dan bandara juga menjadi sasaran.

Kerusuhan yang pecah sejak Senin terus berlanjut meski Perdana Menteri K.P. Sharma Oli telah mengundurkan diri dan pemerintah mencabut larangan penggunaan media sosial seperti WhatsApp, sebuah kebijakan yang sebelumnya memicu kemarahan publik di tengah tudingan korupsi.

Pimpinan lembaga keamanan utama Nepal mengeluarkan pernyataan bersama menyerukan ketenangan dan meminta partai politik mencari jalan damai keluar dari krisis. Namun, setelah pengunduran diri PM Oli dan sejumlah pejabat senior, belum jelas siapa yang memegang kendali pemerintahan.

Hingga Selasa malam, jumlah korban tewas aksi protes di Nepal bertambah menjadi 22 orang. Militer kemudian menyatakan akan turun tangan.

Tepat lewat tengah malam, tentara dan polisi bersenjata lengkap terlihat di sejumlah jalan Kathmandu. Mereka mengepung kelompok demonstran, bahkan dalam beberapa kasus memaksa mereka berlutut dengan tangan terikat di belakang kepala.

Kekacauan ini bermula dari kebijakan pemerintah pekan lalu yang melarang akses media sosial. Larangan itu memicu ledakan kemarahan atas korupsi dan ketidaksetaraan ekonomi yang telah lama menyulut frustrasi warga Nepal.

Baca juga:  PM Nepal Oli Mengundurkan Diri di Tengah Protes Mematikan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)