Podium MI: Haters dan Lovers

Dewan Redaksi Media Group Abdul Kohar. Foto: MI/Ebet.

Podium MI: Haters dan Lovers

Abdul Kohar • 22 October 2025 06:37

PERJALANAN satu tahun pemerintahan selalu meninggalkan catatan. Pihak yang paling rajin menuliskan catatan, membuat evaluasi, ialah lembaga survei. Cuma, hasil survei kerap berbeda-beda. Bergantung pada metodologinya, termasuk bergantung pada siapa dan berapa respondennya.

Begitu pula dengan catatan dan survei yang menyertai perjalanan satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Hasilnya juga berbeda-beda, tapi sebagian besar menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo. Kecuali, survei dari Center of Economic and Law Studies (Celios) yang hasilnya sangat 'sadis', kontras dengan hasil survei sejumlah lembaga mapan lainnya.

Lembaga survei Poltracking Indonesia, misalnya, mencatat tingkat kepuasan publik (yang direpresentasikan responden) terhadap kinerja Presiden Prabowo mencapai 78,3%. Itu merupakan angka kepuasan yang sangat tinggi karena melebihi ambang batas psikologis kepuasan publik di atas 70%. Bila tingkat kepuasan di bawah 70% dan di atas 60%, itu berarti level kepuasannya tinggi, tapi enggak pakai 'banget'.

Lembaga yang didirikan Hanta Yuda itu melakukan survei tatap muka pada rentang waktu 3-10 Oktober 2025. Survei tersebut melibatkan 1.220 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling, dengan margin of error lebih kurang 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%. Populasi survei ialah warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih (berusia lebih dari 17 tahun atau sudah menikah).

Baca juga: 

Setahun Prabowo-Gibran Menunjukkan Itikad Negara ke Arah Lebih Baik


Selain Poltracking Indonesia, survei dilakukan Celios. Namun, berbeda dengan Poltracking yang sepenuhnya menggunakan wawancara tatap muka dengan responden, Celios menggabungkan dua responden dengan kategori berbeda, lewat cara penentuan berbeda pula. Survei diikuti 1.338 responden dengan dua kelompok penilai, yakni masyarakat umum dan para ahli. Celios juga mewawancarai 120 jurnalis dari 60 media untuk menilai pemerintahan.

Responden yang mengikuti survei itu, tulis Celios dalam laporan mereka, tersebar secara nasional dari wilayah perdesaan, pinggiran kota, hingga perkotaan. Para responden juga mewakili keragaman sosial dan demografi penduduk. Hasilnya, Celios menempatkan kinerja kabinet dengan skor 3 dari 10, turun dari survei 100 hari pertama yang sebelumnya berada di angka 5. Angka 3 dari 10, jika itu diberikan kepada murid sekolah, sang murid berada di zona bahaya dengan potensi besar tinggal kelas karena angka itu jauh dari kata 'lulus'.

Karena itu, di ruang publik, baik itu dunia nyata maupun dunia maya, penilaian itu membuat heboh. Ada yang sepakat, ada yang agak sepakat, tapi tak sedikit pula yang menggugat. Mereka yang sepakat dengan Celios umumnya dari kalangan kritis dan kaum oposan. Yang menggugat rata-rata penyokong pemerintah.

Ilustrasi survei. Foto: Medcom.id.

Di dunia maya, para netizen yang budiman 'terbelah' tidak sekadar pro dan kontra, tapi juga sudah mengelompok menjadi haters dan lovers. Benci dan cinta. Para pecinta maupun pembenci itu gigih setengah mati membela yang didukung dan dicintai. Para pecinta dan pendukung teramat risau dengan tingkah para pembenci.

Padahal, sepanjang tidak melakukan pidana, haters dan lovers itu fenomena biasa. Dalam teori viralitas post-truth, dua entitas itu nilainya sama. Tak perlu dikhawatirkan. Pada saatnya, haters akan jadi lovers. Persis seperti Prabowo pada 2014 dan 2019, banyak mereka yang tadinya haters menjadi lovers, bahkan menjadi die hard alias cinta mati.

Kiranya, menyikapi catatan dan survei satu tahun pemerintahan mesti dengan lapang dada. Rileks saja. Tidak usah ditanggapi secara galak. Apalagi, misalnya, sampai ada yang mau melaporkan penyurvei atau para haters karena melakukan 'pembunuhan karakter'.

Anggap semuanya energi, vitamin penguat. Bersikap baper sama sekali tidak perlu. Hanya buang-buang waktu.
Baca juga: 

Satu Tahun Pemerintahan, Prabowo Bangga Pertumbuhan Ekonomi Tinggi dan Inflasi Terjaga


Pakai saja gaya Amerika Serikat yang pemerintahannya tidak terlalu panik menghadapi beragam catatan dan survei yang datang secara periodik. Di Amerika Serikat, survei kepuasan terhadap pemerintah ialah tradisi yang sudah lama berjalan, rutin, dan menjadi bagian penting dalam mengukur opini publik. Berbagai organisasi riset ternama melakukan jajak pendapat secara teratur untuk mengukur persetujuan publik terhadap kinerja pemerintah, terutama terhadap presiden, dan isu-isu spesifik lainnya.

Salah satu lembaga survei tertua dan paling dihormati di AS ialah Gallup, yang telah mengukur tingkat kepuasan kerja presiden secara periodik selama beberapa dekade dan melacak tren historis pandangan publik terhadap pemerintah federal secara keseluruhan. Kerap pula hasilnya 'sadis', sesadis Celios.

Selama pemerintah mampu meyakinkan publik dan fokus serta serius mengatasi keadaan, kepercayaan bakal diraih. Kepercayaan ialah kunci. Ia bisa dipupuk sehingga pembenci bisa bergeser menjadi pecinta melalui berbagai fase: awalnya benci setengah mati, bergeser menjadi seperti judul lagu yang dipopulerkan Diana Nasution Benci tapi Rindu, lalu berubah lagi menjadi seperti judul lagu yang dinyanyikan Mulan Jamilah, Cinta Mati.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)