Saham-saham AS Raup Cuan Meski Konflik AS-Iran Kian Panas

Ilustrasi perdagangan saham di Wall Street. Foto: Xinhua/Michael Nagle.

Saham-saham AS Raup Cuan Meski Konflik AS-Iran Kian Panas

Husen Miftahudin • 24 June 2025 08:41

New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih tinggi pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), karena investor bereaksi hati-hati terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul serangan udara AS terhadap tiga lokasi nuklir Iran selama akhir pekan.
 
Mengutip Xinhua, Selasa, 24 Juni 2025, indeks Dow Jones Industrial Average naik 374,96 poin, atau 0,89 persen, menjadi 42.581,78. Indeks S&P 500 naik 57,33 poin, atau 0,96 persen, menjadi 6.025,17. Indeks Nasdaq Composite naik 183,57 poin, atau 0,94 persen, menjadi 19.630,98.
 
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor barang konsumsi dan real estat memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 1,75 persen dan 1,49 persen. Sementara itu, sektor energi berbalik arah dengan penurunan sebesar 2,51 persen.
 
Presiden AS Donald Trump mengatakan Amerika Serikat telah menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir Iran, yang secara drastis meningkatkan konflik dengan Teheran. Kantor berita pemerintah Iran Tasnim melaporkan Teheran melancarkan serangan rudal terhadap pangkalan militer AS di Qatar dan Irak pada Senin.
 
Serangan terkalibrasi itu terjadi sebagai balasan atas serangan udara AS selama akhir pekan yang menargetkan fasilitas nuklir Iran. Kecemasan investor atas eskalasi lebih lanjut mereda karena tidak ada korban luka yang dilaporkan akibat pembalasan tersebut dan Trump mengakui adanya pemberitahuan sebelumnya dari Iran.
 

Baca juga: Saham Berjangka AS Anjlok Setelah Serangan Iran


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Serangan balasan Iran bikin warga AS was-was

 
Jajak pendapat mengungkap kecemasan yang meluas di kalangan warga AS tentang kemungkinan pembalasan Iran. Menurut survei tersebut, 79 persen warga AS mengatakan mereka khawatir Iran dapat menargetkan warga sipil AS sebagai tanggapan atas serangan udara tersebut. Namun, investor tampak ragu untuk mengambil risiko tambahan, dengan saham dan mata uang kripto diperdagangkan dengan keyakinan terbatas.
 
Pasar energi masih gelisah, dengan kekhawatiran konflik tersebut dapat mengganggu pasokan minyak global jika infrastruktur penting rusak atau jalur pelayaran utama di wilayah tersebut diblokir. Risiko volatilitas tersebut kemungkinan akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik.
 
Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun turun menjadi 4,30 persen, turun dari 4,38 persen pada penutupan Jumat, mencapai level terendah sejak awal Mei. Investor beralih ke aset yang lebih aman karena ketegangan meningkat di Timur Tengah, yang membantu menekan imbal hasil lebih rendah.
 
Di antara saham teknologi berkapitalisasi besar, kinerjanya beragam. Tesla melonjak 8,23 persen, menduduki puncak S&P 500 setelah meluncurkan layanan robotaxi tanpa pengemudi yang sangat dinanti-nantikan di Austin, Texas, yang menandai langkah besar dalam ambisi kendaraan otonom perusahaan tersebut. Microsoft dan Meta Platforms masing-masing naik sekitar dua persen.
 
Saham Super Micro Computer anjlok 9,77 persen setelah mengumumkan rencana untuk menerbitkan obligasi konversi senilai USD2 miliar, yang menjadikannya saham dengan kinerja terburuk di S&P 500. Saham Novo Nordisk, saham lain yang bergerak signifikan, turun 5,5 persen setelah perusahaan merilis hasil yang mengecewakan dari uji coba obat penurun berat badan terbarunya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)