Dolar AS dan Euro. Foto: Xinhua/Zheng Huansong.
Husen Miftahudin • 13 November 2025 08:03
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan penguatan moderat pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB) setelah komentar hawkish dari Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic yang mengatakan ia mendukung suku bunga tetap stabil.
Mengutip Xinhua, Kamis, 13 November 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,05 persen menjadi 99,495.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1586 dari USD1,1590 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris turun menjadi USD1,3130 dari USD1,3172 pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 154,72 yen Jepang, lebih tinggi dari 154,09 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Namun dolar AS turun menjadi 0,7978 franc Swiss dari 0,8001 franc Swiss.
Mata uang Negeri Paman Sam itu juga turun menjadi 1,3998 dolar Kanada dari 1,4009 dolar Kanada. Dolar AS melemah menjadi 9,4493 kronor Swedia dari 9,4514 kronor Swedia.
(Dolar AS. Foto: Freepik)
Pelemahan yen dukung penguatan dolar
Selain sentimen
hawkish The Fed, penguatan dolar AS juga didukung oleh pelemahan yen. Mata uang Matahari Terbit tersebut jatuh ke level terendah dalam 9,25 bulan terhadap dolar pada perdagangan Rabu waktu setempat di tengah kekhawatiran Pemerintah Jepang akan menerapkan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif.
Namun demikian, penguatan dolar juga terbatas oleh penguatan saham pada perdagangan Rabu, sehingga mengurangi permintaan likuiditas untuk dolar.
Dolar juga tertekan di tengah tanda-tanda resolusi untuk penutupan Pemerintah AS semakin dekat. Setelah Senat memberikan suara 60-40 untuk mengesahkan resolusi berkelanjutan sementara (CR) guna mendanai pemerintah, DPR diperkirakan akan memberikan suara pada langkah tersebut pada Rabu.
Jika disetujui, RUU tersebut akan diserahkan kepada Presiden Trump, yang mengatakan akan mengesahkannya menjadi undang-undang. Pembukaan kembali pemerintah akan memungkinkan rilis laporan ekonomi, yang mungkin menunjukkan pelemahan ekonomi AS, yang mendorong The Fed untuk terus memangkas
suku bunga.
"Meskipun terjadi pergeseran di pasar tenaga kerja, risiko yang lebih jelas dan mendesak adalah stabilitas harga," ungkap Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, dikutip dari
nasdaq.com.
Bostic mendukung agar suku bunga tetap stabil hingga jelas Fed berada di jalur yang tepat untuk mencapai target inflasi dua persen.
Pasar keuangan pun mendiskontokan peluang sebesar 64 persen diman FOMC akan memangkas kisaran target dana federal sebesar 25 bps pada pertemuan FOMC berikutnya pada 9-10 Desember.