Inflasi AS Capai 2,3%, Trump 'Ngambek' Lagi ke Bos The Fed

Presiden AS Donald Trump. Foto: Kevin Dietsch/Getty Images.

Inflasi AS Capai 2,3%, Trump 'Ngambek' Lagi ke Bos The Fed

Husen Miftahudin • 14 May 2025 12:23

New York: Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) menunjukkan inflasi 2,3 persen pada April 2025, melambat dari 2,4 persen yang tercatat pada Maret, meskipun Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor tinggi hanya berlaku pada awal April lalu.

Menanggapi hal ini, Trump lagi-lagi melemparkan kritik kepada Ketua The Fed Jerome Powell. Kepala Negara AS itu 'ngambek' lantaran bos bank sentral AS itu karena tidak kunjung menurunkan suku bunga AS.

"Tidak ada inflasi, dan harga BBM, energi, bahan makanan, dan semuanya turun. The Fed harus menurunkan suku bunga, seperti yang dilakukan Eropa dan Tiongkok," tulis Trump dalam unggahannya di akun Truth Social miliknya, seperti dikutip dari Investing.com, Rabu, 14 Mei 2025.
 

Baca juga: Inflasi AS April 2025 Merosot
 

Kebijakan tarif Trump akan mulai terlihat April


Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan lalu, The Fed mempertahankan suku bunga AS di level 4,25 persen sampai 4,50 persen untuk periode Mei, dengan mempertimbangkan dampak dari kebijakan tarif baru terhadap laju inflasi. Diketahui, The Fed menargetkan inflasi tahun ini stabil di level 2,0 persen.

Di sisi lain, UBS memprediksi dampak dari kebijakan tarif Trump akan mulai terlihat pada April. Lebih lanjut, laju inflasi Mei-Oktober juga akan terdampak jika kebijakan tarif impor tinggi ini benar-benar diberlakukan.

Senior Investment Strategist Russell Investments BeiChen Lin menjelaskan perusahaan-perusahaan mungkin mempercepat transaksi ekspor-impor sebelum tarif Trump berlaku, sehingga dapat menekan laju inflasi, seperti yang terjadi pada April lalu.


(Ilustrasi. Foto: Freepik)
 

Perang dagang melunak


Hingga kini, AS baru mengumumkan kesepakatan tarif dengan Inggris dan Tiongkok. Inggris akan menurunkan tarif terhadap barang-barang AS menjadi 1,8 persen, sementara AS menurunkan tarif impor mobil Inggris menjadi 10 persen.

Sementara itu, Tiongkok sepakat menurunkan tarif impor dari AS menjadi 10 persen, sedangkan AS mempertahankan tarif impornya di level 30 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)