Unjuk Rasa di Bawaslu Bengkulu Selatan Berujung Ricuh

Massa membakar keranda saat berunjuk rasa di depan kantor Bawaslu Bengkulu Selata. Foto: Istimewa.

Unjuk Rasa di Bawaslu Bengkulu Selatan Berujung Ricuh

Anggi Tondi Martaon • 23 May 2025 00:51

Jakarta: Unjuk rasa di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bengkulu Selatan berujung ricuh. Pasalnya, tidak ada satupun anggota Bawaslu yang menemui para demonstran.

Kericuhan bermula saat orator meminta Bawaslu keluar menemui massa yang mengaku simpatisan Suryatati-Ii Sumirat. Permintaan itu disampaikan karena mereka ingin mendengarkan penjelasan Bawaslu terkait rekayasa penangkapan cawabup Ii Sumirat.

“Kami merasa sedih sekali karena hanya untuk bertemu dan menunutut keadilan kami diletakkan di depan pagar kantor Bawaslu,” kata orator Medio Yustisio melalui keterangan tertulis, Jumat, 23 Mei 2025.

Namun, anggota Bawaslu tidak kunjung keluar. Massa yang tak sabar kemudian membakar keranda mayat. Bahkan, beberapa orang tiba-tiba melempar batu ke arah aparat dan kantor Bawaslu.

Situasi makin tak terkendali saat aparat kepolisian mencoba membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan water canon. Bentrokan pun tak terhindarkan antara massa dengan aparat kepolisian. 

Terlihat kepulan asap tebal di kantor Bawaslu. Bahkan, beberapa kali terdengar suara tembakan.
 

Baca juga: 

PSU Gelombang 4 Digelar 24 Mei, Bawaslu Janji Perketat Pencegahan Politik Uang


Kerusuhan yang terjadi mengakibatkan beberapa peserta aksi mengalami luka-luka akibat tembakan gas air dan jatuh dari mobil. Beberapa korban mendapat perawatan intensif.

Sementara itu, koordinator aksi Herman Lupti, menyampaikan bahwa massa kecewa dengan sikap Bawaslu. Sebab, tak kunjung memberi penjelasan secara transparan terkait penghentian 20 laporan tim Suryatati-Ii Sumirat.

“Ke mana Bawaslu? Kami tagih janji mereka untuk kasih penjelasan kepada kami, sampai sekarang tidak ada, ini soal profesionalisme kerja mereka,” ungkap Lupti.

Dia menyatakan, kasus rekayasa penangkapan Ii Sumirat adalah kejahatan pilkada yang luar biasa. Menurut dia, pngungkapan peristiwa itu tidaklah sulit bila Bawaslu benar-benar punya itikad baik menegakkan hukum secara profesional.

“Jangan hanya bilang bahwa itu bukan pelanggaran pilkada. Ayo duduk bersama, saya tunjukkan pasal-pasal di mana letak pelanggaran itu,” kata dia 

Lupti menuding, sikap Bawaslu Bengkulu Selatan telah mengundang kegaduhan. Meski telah berulangkali didemo massa, Bawaslu bergeming serta bertahan dengan pendirian bahwa kasus tersebut tidak terbukti sebagai pelanggaran.

“Mau bukti yang bagaimana lagi? Semua sudah jelas, yang diminta Bawaslu sudah dikasihkan, jangankan penegak hukum, orang awam saja paham bahwa itu pelanggaran,” sebut dia.

Lupti mengaku pihaknya sama sekali tidak puas dengan alasan Bawaslu menghentikan laporan tersebut. Kekecewaan semakin memuncak karena janji pihak Bawaslu untuk menfasilitasi pendemo berdialog dengan jajaran Bawaslu dan Gakkumdu tak juga terealisasi.

“Kami bertekad aksi damai, tapi sikap Bawaslu mengundang kegaduhan, kalau mereka profesional tak mungkin Pilkada Bengkulu Selatan berlarut-larut begini,” ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)