1.710 Pelanggar Terjaring Operasi Patuh di Demak, Didominasi Pelajar

Demak : Kepolisian Resor (Polres) Demak, Jawa Tengah, telah menyelesaikan Operasi Patuh Candi 2025 yang berlangsung selama 14 hari, mulai 14 hingga 27 Juli 2025. Dalam operasi yang bertujuan meningkatkan disiplin dan keselamatan berlalu lintas tersebut, tercatat sebanyak 1.710 pelanggaran berhasil ditindak.

Plt. Kasi Humas Polres Demak, IPTU Said Nu'man Murod, menyampaikan bahwa penindakan tersebut dilakukan dengan berbagai metode. Antara lain tilang elektronik (ETLE) sebanyak 23 kasus, tilang manual 1.080 kasus, dan teguran kepada 607 pengendara.

“Jenis pelanggaran terbanyak adalah melawan arus dengan 705 kasus, disusul oleh pengendara di bawah umur 132 kasus, penggunaan helm non-SNI 99 kasus, Nopol tidak sesuai ketentuan 96 kasus, dan knalpot tidak standar sebanyak 35 kasus,” jelas Said, Senin, 28 Juli 2025.

Baca:  4.107 Pengendara Ditegur Selama Operasi Patuh Semeru 2025

Pelanggaran lainnya juga ditemukan, seperti berboncengan lebih dari satu orang dan melanggar lampu lalu lintas. Untuk pelanggaran roda empat, dominasi terjadi pada penggunaan Nopol tidak sesuai ketentuan serta tidak menggunakan sabuk pengaman. Selain itu, pelanggaran terhadap rambu lalu lintas dan muatan berlebih juga menjadi sorotan dalam operasi ini.

Said mengungkapkan bahwa karyawan dan pelajar menjadi kelompok terbanyak yang melanggar aturan lalu lintas selama operasi berlangsung. Hal ini menjadi perhatian penting bagi aparat kepolisian untuk memperkuat edukasi dan sosialisasi keselamatan berkendara, khususnya kepada generasi muda. Ia berharap berakhirnya Operasi Patuh Candi 2025 tidak membuat masyarakat lengah dalam menjaga disiplin berlalu lintas.

“Kami mengimbau masyarakat tetap mematuhi aturan, menjaga sopan santun di jalan raya, sehingga terwujud Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas (Kamseltibcarlantas) yang berkelanjutan,” tandas Said.