IHSG Melejit, Tapi Rupiah Terpuruk ke Rp16.736 per USD: Ada Apa Sebenarnya?

Ilustrasi perdagangan saham di BEI. Foto: dok MI/Susanto.

IHSG Melejit, Tapi Rupiah Terpuruk ke Rp16.736 per USD: Ada Apa Sebenarnya?

Ade Hapsari Lestarini • 17 November 2025 16:55

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore ini masih bertahan di zona hijau. IHSG mampu mempertahankan penguatannya sejak perdagangan pagi dan mendarat di level 8.400-an.

Berdasarkan data RTI, Senin, 17 November 2025, IHSG sore naik 46,445 poin atau setara 0,55 persen ke posisi 8.416. IHSG sebelumnya sempat dibuka ke level 8.397. Sementara itu, IHSG juga berada di level terendah 8.391 dan tertinggi di posisi 8.452.

Adapun total volume saham yang telah diperdagangkan adalah 40,999 miliar senilai Rp21,079 triliun. Sedangkan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp15,406 triliun dengan frekuensi sebanyak 2.687.419 kali.

Sore ini, tercatat sebanyak 354 saham bergerak menguat. Sementara itu, sebanyak 287 saham melemah, dan 173 saham lainnya stagnan.
 

Rupiah melemah tipis


Di sisi lain, kurs rupiah terhadap mata uang dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini ditutup melemah tipis. Mata uang Garuda terpantau melemah jika dibandingkan dengan perdagangan pagi.

Mengacu data Bloomberg, rupiah melemah 29 poin atau setara 0,17 persen hingga ke posisi Rp16.736 per USD. Rupiah melemah jika dibandingkan perdagangan pagi di posisi Rp16.735 per USD.


Ilustrasi. Foto: dok MI/Susanto.

 

Kemudian berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah juga melemah hingga 29 poin atau setara 0,17 persen menjadi Rp16.736 per USD. Sebelumnya rupiah berada di level Rp16.727 per USD.

Sedangkan berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (disingkat Jisdor), mata uang Garuda ini terpantau berada di posisi Rp16.734 per USD.
 

Penyebab pelemahan rupiah


Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan kembali melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.700 per USD hingga Rp16.740 per USD," jelas Ibrahim.

Ibrahim mengungkapkan, pergerakan kurs rupiah hari ini dipengaruhi oleh suasana pasar yang secara umum konstruktif setelah kesepakatan untuk mengakhiri penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) meredam minat untuk kenaikan harga emas lebih lanjut.

"Investor kini berfokus pada rilis data ekonomi AS yang tertunda yang akan kembali dirilis seiring dengan dimulainya kembali operasi federal, yang diperkirakan dapat mempertajam ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada Desember," jelas Ibrahim.

Penutupan pemerintah AS yang terlama, yang dimulai pada 1 Oktober, telah resmi berakhir setelah Presiden Donald Trump menandatangani langkah pendanaan sementara pada Rabu malam, tak lama setelah DPR mengesahkannya. Paket tersebut memulihkan operasi federal hingga 30 Januari 2026, sekaligus memperpanjang pendanaan untuk departemen tertentu hingga 30 September 2026.

Namun prospek dovish The Fed membebani dolar AS (USD) dan menjaga imbal hasil Treasury tetap rendah, membatasi penurunan logam non-imbal hasil. Sentimen pasar secara keseluruhan juga tetap condong ke arah positif untuk emas, dengan pendorong makro dan struktur teknis mendukung tren bullish yang sedang berlangsung.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)