Ilustrasi, grafik pergerakan saham pada indeks S&P 500. Foto: dok Pluang.
Husen Miftahudin • 19 April 2025 09:35
Jakarta: Analis Wall Street secara signifikan menurunkan perkiraan akhir tahun mereka untuk indeks saham S&P 500, indeks saham yang melacak harga saham dari 500 perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat (AS). Kondisi ini mencerminkan kegelisahan yang meningkat terkait dengan dampak ekonomi dari kenaikan tarif impor barang yang masuk ke AS.
Menurut survei Bloomberg, dikutip dari Investing.com, Sabtu, 19 April 2025, proyeksi rata-rata untuk indeks acuan tersebut telah turun sebesar delapan persen pada April 2025 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Konsensus saat ini berada di level 6.047, turun dari 6.539 pada Maret. Meskipun angka tersebut masih mengimplikasikan kenaikan 15 persen dari penutupan Rabu (16/4), hal ini hanya akan menandai kemajuan sebesar 2,8 persen setahun penuh, berada di jalur untuk menjadi kinerja tahunan terlemah sejak 2022.
Dari 21 ahli strategi yang disurvei, 13 menurunkan prospek mereka. Dubravko Lakos-Bujas dari JPMorgan membuat revisi paling tajam, memangkas targetnya sebesar 20 persen menjadi 5.200, yang kini menjadi perkiraan paling pesimis dalam kelompok tersebut.
Penyesuaian penurunan yang signifikan juga datang dari Evercore ISI, Oppenheimer, Bank of America, dan Ned Davis Research, yang masing-masing memangkas estimasi mereka lebih dari 15 persen.
Baca juga: Gertakan Trump dan Tiongkok yang Tantang Hegemoni AS dengan Keteguhan 5.000 Tahun |