Presiden AS Donald Trump dan Ketua The Fed Jerome Powell. Foto: Xinhua/Yin Bogu.
Eko Nordiansyah • 26 September 2025 10:33
Washington: Presiden AS Donald Trump mengulangi seruannya untuk penurunan suku bunga yang tajam, sembari kembali menyerang Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Trump memuji angka produk domestik bruto kuartal kedua yang kuat yang dirilis sebelumnya, tetapi mengatakan suku bunga masih "terlalu tinggi."
"Jika bukan karena Jerome 'Terlambat' Powell, kita mungkin berada di angka dua persen saat ini, dan sedang dalam proses menyeimbangkan anggaran kita. Kabar baiknya adalah kita sedang berjuang mengatasi ketidakmampuannya," tulis Trump di Truth.Social dikutip dar Investing.com, Jumat, 26 September 2025.
The Fed pekan lalu telah memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke kisaran empat persen hingga 4,25 persen, tetapi tetap mempertahankan sikap hati-hati terhadap pelonggaran lebih lanjut. Powell juga mengatakan awal pekan ini bahwa tidak ada "jalur bebas risiko" bagi perekonomian di tengah inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang mendingin.
Data PDB kuartal kedua menyoroti beberapa kekuatan dalam perekonomian AS, tetapi dampak tarif perdagangan Trump dan perlambatan pasar tenaga kerja baru-baru ini diperkirakan akan lebih terasa pada kuartal ketiga.
Baca juga:
Trump Rilis Tarif Baru: Impor Farmasi Kena 100 Persen, Truk Berat 25 Persen |
Trump telah berulang kali meminta The Fed untuk memangkas suku bunga, dengan menyebutkan potensi konsekuensi ekonomi yang mengerikan jika tidak segera melakukan pelonggaran moneter. Calonnya untuk dewan The Fed, Stephan Miran, menyuarakan pandangan ini dalam rapat The Fed pekan lalu.
Namun, pejabat Fed lainnya sebagian besar mengabaikan seruan untuk penurunan suku bunga yang tajam. Powell dan beberapa rekannya mengisyaratkan kehati-hatian atas pelonggaran lebih lanjut minggu ini.
Pasar memperkirakan peluang 93 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Oktober, dan peluang 59,8 persen untuk penurunan suku bunga tambahan sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, menurut CME FedWatch.