Rupiah Ditutup Jatuh ke Rp16.728 per USD

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Rupiah Ditutup Jatuh ke Rp16.728 per USD

Eko Nordiansyah • 13 November 2025 16:10

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap mata uang dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini, Kamis, 13 November 2025, bergerak melemah. Mata uang Garuda terpantau sudah melemah atas dolar AS sejak pembukaan pagi tadi.

Mengacu data Bloomberg, rupiah melemah 11 poin atau setara 0,07 persen hingga ke posisi Rp16.728 per USD. Rupiah melemah jika dibandingkan perdagangan kemarin di posisi Rp16.717 per USD.

Kemudian berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah juga melemah sebesar tiga poin atau setara 0,02 persen menjadi Rp16.720 per USD. Sebelumnya rupiah berada di level Rp16.717 per USD.

Sedangkan berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (disingkat Jisdor), mata uang Garuda ini terpantau berada di posisi Rp16.732 per USD. Rupiah melemah dibandingkan dengan kemarin sebesar Rp16.722 per USD.
 



(Ilustrasi rupiah. Metrotvnews.com/Husen Miftahudin)

Penyebab rupiah melemah

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai pelemahan nilai tukar (kurs) diiringi optimisme atas potensi resolusi penutupan pemerintah AS.

“Potensi resolusi penutupan Pemerintah AS mendorong investor untuk beralih kembali ke aset berdenominasi dolar AS,” ucapnya dikutip dari Antara di Jakarta, Kamis, 13 November 2025.

Mengutip Anadolu, Gedung Putih optimistis pada Rabu, 12 November 2025, penutupan pemerintah akan berakhir. Para anggota parlemen telah siap mengirimkan kesepakatan tersebut ke meja Trump.

Josua juga menganggap para investor juga menanti pernyataan beberapa pejabat The Fed, termasuk John Williams.

“Pernyataan mereka diharapkan dapat memperjelas arah kebijakan The Fed, terutama untuk pertemuan pada FOMC (Federal Open Market Committee) Desember 2025 mendatang,” ungkap dia.

Seperti diketahui, ketidakpastian atas indikator AS masih meningkat pasca Gedung Putih mengumumkan bahwa data Indeks Harga Konsumen (IHK) dan tingkat pengangguran bulan Oktober 2025 berpotensi takkan dirilis karena penutupan pemerintah AS sedang berlangsung.

Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) belum pula mengeluarkan klarifikasi apapun terkait pernyataan tersebut, yang semakin memicu ketidakpastian pasar.

“Tidak adanya data ekonomi utama dapat mempersulit keputusan kebijakan Fed dalam pertemuan FOMC Desember 2025,” kata Josua.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)