Pupuk Petroganik Tingkatkan Produktivitas Padi di Blora

Produktivitas padi di Blora naik hingga 17,2 persen berkat penggunaan pupuk organik bersubsidi Petroganik. Foto: Dok Himpo Indonesia

Pupuk Petroganik Tingkatkan Produktivitas Padi di Blora

Wandi Yusuf • 24 March 2025 19:20

Jakarta: Produktivitas padi di Blora, Jawa Tengah, naik hingga 17,2 persen berkat penggunaan pupuk organik bersubsidi Petroganik. Himpunan Mitra Produksi Pupuk Organik (Himpo) Indonesia bersama mitra produksi CV Rimba Jaya memaparkan hasil tersebut pada program Rembuk Tani & Panen Raya Petroganik di Desa Kamolan, Blora.

Tercatat, produktivitas budidaya padi sebelumnya sebesar 6,5 ton per hektare. Kini, melalui demonstration plot (demplot) atau lahan percontohan Petroganik di Desa Kamolan, produktivitas meningkat menjadi 7,4 ton per hektare.

"Kabupaten Blora berhasil menyerap pupuk Petroganik dan menjadi salah satu tertinggi yang ada di Indonesia. Semangat ini yang harus kita pupuk," kata Direktur Pupuk Kementerian Pertanian, Jekvy Hendra, melalui keterangan tertulis, Senin, 24 Maret 2025.

Jekvy mengatakan penggunaan pupuk Petroganik pada dasarnya tidak menghilangkan penggunaan pupuk kimia yang sudah ada. Lebih kepada konsep pemupukan berimbang atau tetap menggunakan keduanya, yaitu pupuk organik dan pupuk kimia. 

"Sehingga, hal tersebut dapat memperbaiki struktur biologi, kimia, dan fisik tanah," kata Jekvy yang ikut pada Panen Raya Petroganik yang berlangsung Jumat, 21 Maret 2025.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, mengatakan penggunaan Petroganik dengan dosis 500 kilogram per hektar sudah cukup bagus untuk kondisi pertanaman. Dia berharap sistem budidaya demplot ini dapat diaplikasikan oleh petani lain di Kabupaten Blora.

Bupati Blora, Arief Rohman, bertekad Blora menjadi salah satu lumbung pangan di Jawa Tengah. Untuk itu, dia berharap petani mulai menggunakan Petroganik. 
"Karena hasilnya bagus, kami minta Dinas Pertanian bersama jajaran untuk mengembangkan penggunaan produk ini," kata Erief.

Pelaksana utama demplot dari CV Rimba Jaya, Isti, mengatakan hasil padi yang signifikan berkat penggunaan Petroganik yang konsisten. Penggunaan pupuk ini juga sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. 
 

Kampung Perlindungan Organik Minim Residu

Selain panen raya, Himpo Indonesia juga meresmikan Kampung Perlindungan Organik Minim Residu di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Luas kampung ini adalah 20 Hektare. 

Kampung Perlindungan Organik difungsikan sebagai kampung percontohan yang telah menggunakan konsep pemupukan berimbang, termasuk penggunaan pupuk organik secara berkelanjutan. Kampung ini juga diharapkan dapat menjadi percontohan kampung atau lahan pertanian di daerah lain untuk selalu menggunakan konsep pemupukan yang berimbang demi meningkatkan hasil panen yang optimal. 

"Kampung Perlindungan Organik ini rencananya akan dilaksanakan di setiap provinsi dengan luasan minimal 20 Hektare," kata Wakil Ketua Himpo Indonesia, Alvian Luneto. 
 
Baca: 

Pemerintah Bentuk Pokja untuk Awasi Penyaluran Kebijakan Pupuk Bersubsidi


Sekretaris Jenderal Himpo Indonesia, Emanuel Prasetyo, berharap kampung ini juga bisa dibangun di setiap koordinator wilayah mitra produksi Pupuk Petroganik di seluruh Indonesia. Harapannya, petani mampu menggunakan pupuk Petroganik secara berkelanjutan.

Acara dilanjutkan dengan kunjungan ke tempat produksi pupuk Petroganik di PT Putra Jaya Raharja. Kunjungan ini diikuti para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kabupaten Wonogiri dan petani di Kabupaten Wonogiri. 

Direktur PT Putra Jaya Raharja Rosito Djojo Sutanto berharap petani dan PPL bisa mengetahui secara komprehensif manfaat pupuk Petroganik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Wandi Yusuf)