Komisi XI DPR Desak Penyebaran Rokok Ilegal Ditindak Tegas

Ilustrasi rokok ilegal. Foto: Bea Cukai Malang.

Komisi XI DPR Desak Penyebaran Rokok Ilegal Ditindak Tegas

Despian Nurhidayat • 26 August 2025 20:41

Jakarta: Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Mohamad Hekal Bawazier mendesak pihak terkait menindak tegas rokok ilegal. Hal itu harus dilakukan demi melindungi keberlangsungan industri hasil tembakau (IHT) sebagai sektor padat karya yang berkontribusi besar terhadap penerimaan negara.

“Kalau menurut saya industri tembakau nasional akan kita bantu melalui penertiban rokok ilegal. Maraknya rokok ilegal, termasuk rokok dari luar negeri yang ilegal, beredar banyak dan menyulitkan industri tembakau nasional,” kata Hekal dikutip dari Media Indonesia, Selasa, 26 Agustus 2025.

IHT merupakan salah satu penyumbang terbesar penerimaan negara melalui Cukai Hasil Tembakau (CHT). Data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mencatat bahwa penerimaan CHT pada 2024 mencapai Rp216,9 triliun, atau sekitar 73 persen dari total penerimaan cukai nasional.

“Penerimaan cukai dari rokok biasanya berada di atas Rp200 triliun, dan itu mencakup sekitar 73 persen dari total penerimaan cukai. Artinya, kontribusinya sangat besar, sehingga industri ini perlu dilindungi. Jika penertiban di lapangan dilakukan dengan baik, penerimaan negara bisa meningkat,” ungkap Haekal.
 

Baca juga: 

Penyelundupan Rokok Ilegal Bernilai Ratusan Juta Digagalkan di Malang


Namun, di tengah kontribusi besar tersebut, peredaran rokok ilegal terus meningkat. DJBC mencatat bahwa pada 2023, sebanyak 253,7 juta batang rokok ilegal berhasil diamankan. Angka ini melonjak tajam pada 2024 menjadi 710 juta batang, dengan nilai mencapai Rp1,1 triliun.

Hekal meminta komitmen serius dari Bea Cukai, terutama dengan adanya penunjukan Dirjen baru, untuk memperkuat pengawasan dan penertiban di lapangan. “Pelanggaran-pelanggaran ini yang menyulitkan naiknya penerimaan negara dari cukai dan mengganggu industri tembakau dalam negeri,” sebut Haekal.

Selain penindakan, Hekal menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung keberlanjutan ekosistem IHT secara menyeluruh, termasuk perlindungan bagi petani tembakau dan pelaku usaha kecil dalam rantai industri.

“Ada beberapa usulan yang masih perlu dikaji. Tapi, kira-kira ada yang bisa berdampak untuk industri dan ada yang untuk petani,” ujar Haekal.

Ia juga mendorong pemerintah tidak hanya fokus pada penindakan. Pemerintah juga diminta merancang solusi jangka panjang yang mampu menjaga keberlangsungan sektor ini. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)