Rupiah Jumat Pagi Ambruk ke Level Rp15.767/USD

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Adam Dwi.

Rupiah Jumat Pagi Ambruk ke Level Rp15.767/USD

Husen Miftahudin • 22 March 2024 10:26

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini kembali dipukul dolar Amerika Serikat (AS), setelah seharian berhasil menguat pada perdagangan kemarin.
 
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 22 Maret 2024, rupiah hingga pukul 9.56 WIB berada di level Rp15.767 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 99 poin atau setara 0,63 persen dari Rp15.669 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.758 per USD, turun hingga 105 poin atau setara 0,67 persen dari Rp15.653 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Ibrahim memprediksi, rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar ditutup menguat.
 
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.630 per USD hingga Rp15.680 per USD," ucap Ibrahim, dikutip dari analisis hariannya.
 

Baca juga: Rupiah Menguat 0,35%
 

Fed tahan suku bunga

 
Ibrahim mengungkapkan, ambruknya rupiah pada pagi ini disebabkan oleh langkah Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga stabil seperti yang diharapkan.
 
Para pembuat kebijakan, menurut Ibrahim, masih memproyeksikan penurunan suku bunga AS sebanyak tiga kali pada tahun ini, bahkan ketika inflasi tetap tinggi.
 
"Proyeksi ekonomi triwulanan The Fed yang diperbarui menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi tidak termasuk makanan dan energi meningkat sebesar 2,6 persen pada akhir tahun, dibandingkan dengan 2,4 persen dalam proyeksi yang dikeluarkan bank sentral AS pada Desember," terang dia.
 
Pandangan kebijakan baru ini juga meningkatkan prospek perekonomian AS. Para pengambil kebijakan kini memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,1 persen tahun ini dibandingkan dengan 1,4 persen yang diproyeksikan pada Desember, sementara tingkat pengangguran diperkirakan berakhir pada 2024 sebesar 4,0 persen, dibandingkan 4,1 persen yang diperkirakan pada akhir tahun lalu.
 
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan, bahkan dengan kekuatan yang tidak terduga dalam data harga konsumen baru-baru ini, pandangannya adalah inflasi akan bergerak turun secara bertahap dan berada dalam jalur yang agak bergelombang.
 
"Namun bank-bank sentral utama sebagian besar mengambil langkah yang sama karena mereka berencana menurunkan suku bunga untuk memacu pertumbuhan karena perekonomian melambat dan inflasi terus melambat," tutur Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)