Ilustrasi. Foto: dok MI.
Fetry Wuryasti • 25 January 2024 11:03
Jakarta: PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis minat investasi publik terhadap instrumen investasi di pasar modal akan membaik pada semester II-2024 dan memprediksi jumlah nasabah dapat tumbuh sekitar 10 persen dari 330 ribu pada akhir tahun lalu.
CEO Mirae Asset Sekuritas Tae Yong Shim mengatakan, prediksi positif tersebut seiring dengan prediksi pelonggaran kebijakan suku bunga global dan nasional. Optimisme juga didukung oleh kondisi politik yang diprediksi akan berjalan aman dan damai hingga nantinya akan menghasilkan duet pimpinan negara baru yang peralihan kepemimpinannya juga akan damai.
"Kami optimistis seiring dengan prediksi positif analis kami dan sebagian besar pelaku pasar, terutama pada semester II-2024," ujar Shim dalam Media Day: January 2024, melalui keterangan yang diterima, Kamis, 25 Januari 2024.
Dia yakin iklim investasi tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu. Sebab pada 2023 kondisi makroekonomi dunia sedang tidak kondusif terutama karena rezim suku bunga tinggi, panasnya geopolitik, dan polarisasi politik dunia.
Karena gejolak global tersebut, suku bunga acuan domestik kemudian dinaikkan hingga 6,0 persen untuk menghadapi potensi gejolak inflasi dan nilai tukar dolar AS. Oleh karena kondisi tersebut, pasar modal domestik tahun lalu juga diwarnai aksi arus keluarnya dana investor asing (capital outflow) senilai Rp6 triliun.
Data bursa efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi harian saham Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tahun lalu turun menjadi sekitar Rp11 triliun per hari dari sebelumnya Rp15 triliun per hari pada 2022.
Tahun lalu, BEI juga mencatat porsi nilai transaksi investor ritel turun menjadi 38,1 persen dari tahun sebelumnya 44,7 persen, seiring dengan turunnya porsi kepemilikan saham ritel menjadi 16,8 persen pada 2023 dari 19,2 persen pada 2022.
Baca juga: Bahlil: Investasi Tinggi Tak Diikuti Serapan Tenaga Kerja