Mahfud MD Minta KPK Periksa Menantu Jokowi, Bobby Nasution

Jakarta: Nama menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sekaligus Wali Kota Medan Bobby Nasution disebut dalam sidang kasus suap mantan Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Ghani Kasuba (AGK). Bobby dikaitkan dengan dugaan kepemilikan tambang di Malut yang disebut 'Blok Medan'

Mantan Menko Polhukam Mahfud MD turut menyoroti terkait dugaan keterlibatan Bobby. Sebab itu, dia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Bobby Nasution. Dengan memeriksa Bobby kata Mahfud, KPK menunjukkan sikap 
tidak pandang bulu dalam menindak isu-isu yang beredar di masyarakat. 

Seharusnya juga kata Mahfud, pejabat memiliki kerelahan hati untuk diperiksa lembaga penegak hukum untuk membuktikan dan menjawab isu-isu yang beredar di masyarakat.

“Menurut saya, kalau ingin menegakkan hukum yang benar, menghilangkan kesan bahwa ini tidak pandang bulu, seharusnya Bobby dipanggil paling tidak,” kata Mahfud dalam tayangan youtube Mahfud MD Official, Selasa, 6 Agustus 2024.

Baca juga:  Nama Bobby Nasution Disebut Dalam Sidang Korupsi Eks Gubernur Maluku Utara

Dalam perbincangan itu, Mahfud mencontohkan dirinya yang pernah meminta diperiksa KPK saat dituduh terlibat dalam kasus suap Kota Waringin Barat. Saat itu, Mahfud dituduh menerima uang Rp4 miliar dari seorang Kiai di Cirebon.

“Ada di media, saya datang ke KPK minta diperiksa, katanya saya menerima uang dari sini,” ucap Mahfud.

Menurut Mahfud jika ada isu korupsi yang melibatkan pejabat, seharusnya mereka tidak perlu takut mendatangi KPK dan meminta untuk diperiksa. Dia meminta para pejabat tidak takut kalau memang tidak bersalah, daripada isunya terus berkembang secara liar di masyarakat.

Sebelumnya, nama Kahiyang dan Bobby disebut dalam persidangan dugaan suap yang menjerat eks Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Gani Kasuba di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Ternate, Rabu, 31 Juli 2024. 

Dalam persidangan itu, Jaksa KPK memeriksa Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (Kadis ESDM) Provinsi Malut, Suryanto Andili, sebagai saksi. (Medcom/Imanuel Rymaldi Matatula)