Dolar AS. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 10 November 2025 10:03
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan awal Asia di Senin, 10 September 2025 karena serangkaian data ekonomi yang lemah menghidupkan kembali kekhawatiran pertumbuhan global, meskipun ada tanda-tanda Kongres mungkin semakin dekat dengan kesepakatan yang dapat membuka kembali Pemerintah AS yang melemahkan upayanya untuk mengamankan aset keselamatan.
Mengutip Investing.com, Senin, 10 November 2025, indeks dolar, yang melacak kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,2 persen menjadi 99,740. Angka kenaikan ini mengakhiri penurunan tiga hari berturut-turut, karena yen dan euro melemah.
Adapun, pembicaraan bipartisan di Senat AS untuk mengakhiri penutupan pemerintah federal tampaknya telah berubah menjadi positif, kata Pemimpin Mayoritas Senat John Thune. Sementara Senat AS bergerak menuju pemungutan suara pada Minggu malam untuk membuka kembali pemerintah federal dengan langkah-langkah pendanaan hingga Januari.
Pada Jumat, indeks sentimen konsumen Universitas Michigan melemah ke level terendah dalam hampir 3,5 tahun pada awal November, mendekati titik terendah sepanjang masa, karena penutupan pemerintah AS mencapai yang terpanjang dalam sejarah.
Terhadap yen, dolar mencapai 153,82 yen, naik 0,3 persen dari level akhir AS, menyusul komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi akhir minggu lalu dimana pemerintahnya akan membuang target fiskal tahunan saat ini demi target yang mengukur pengeluaran selama beberapa tahun, yang melemahkan komitmen negara terhadap konsolidasi fiskal.
| Baca juga: Dolar AS Sukses Rebound |
