Prevalensi Narkoba Tinggi, Kabareskrim Polri: Harus Diberantas dari 2 Sisi

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada. Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.

Prevalensi Narkoba Tinggi, Kabareskrim Polri: Harus Diberantas dari 2 Sisi

Siti Yona Hukmana • 6 March 2025 08:09

Jakarta: Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengatakan tingkat penyalahgunaan narkoba di Indonesia masih tinggi. Maka itu, pemberantasannya harus dari dua sisi.

"Nah, oleh karena itu kita sama-sama kegiatan penanganan pemberantasan narkoba ini harus dua sisi. Demandnya juga dikurangi, edukasinya harus diperkuat," kata Wahyu kepada wartawan dikutip Kamis, 6 Maret 2025.

Wahyu mengatakan kepolisian akan melakukan tindakan-tindakan edukasi, seperti mengubah kampung narkoba menjadi kampung bebas narkoba. Ia menyebut ada beberapa tempat yang sudah diintervensi untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan pengguna narkoba di kampung narkoba.

"Ini adalah salah satu upaya kita. Kalau kita lihat memang jumlahnya masih tinggi (penyalahgunaan narkoba), ya itulah yang harus kita lakukan," ujar jenderal polisi bintang tiga itu.
 

Baca juga: 

Narkoba Mudah Masuk Indonesia karena Punya Pantai Terpanjang Kedua di Dunia


Wahyu menuturkan penegakan hukum semata tidak akan menyelesaikan masalah. Namun, juga perlu edukasi, sosialisasi, dan mengurangi demand atau permintaannya. Maka itu, Wahyu menyebut butuh semua stakeholder terlibat dalam pemberantasan narkoba.

"Tetapi terhadap pengguna tentu sesuai dengan aturan kan, kalau semuanya di kita hukum, masuk penjara, penjaranya penuh malah nanti tidak mendidik mereka juga. Kita harus tetap optimis bahwa kita akan sanggup menyelesaikan ini, harus optimis," ucap mantan Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia itu.

Kemudian, dalam pemberantasan narkoba ini, Wahyu menyebut Polri telah bekerja sama dengan otoritas-otoritas negara lain. Ia mengakui tantangan memberantas narkoba itu besar. Apalagi, pengungkapan narkoba di tengah laut dengan ombak yang besar.

Wahyu menceritakan Polri pernah melakukan operasi penangkapan di laut Selatan Sumatra bersama Bea Cukai. Kemudian, kapal anggota dihantam ombak, buritan jebol, dan tiga hari anggota terombang-ambing di tengah laut.

"Ketika itu saya dilaporkan 'pak, ada anggota kita sakit pak'. Waktu itu kita sudah stres loh, apa kena tembak atau kena ini, ternyata karena tiga hari di lapangan itu susah. Buang air sudah nggak bisa, karena buritannya udah jebol dan kamar mandinya jebol. Jadi mandinya di laut, buang airnya di laut, begitulah perjuangan teman-teman kita. Kita harus tetap optimis untuk memberantas ini," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri dan Direktorat Reserse Narkoba Polda jajaran mengungkap 6.881 kasus yang tersebar dari wilayah Sabang sampai Merauke pada 1 Januari-27 Februari 2025. Dengan total tersangka yang ditangkap 9.586 orang.

Dari pengungkapan kasus itu, Polri menyita 4,171 ton narkoba berbagai jenis dengan nilai Rp2,7 triliun. Adapun 4,1 ton narkoba itu yakni sabu 1,28 ton, ekstasi 346.959 butir atau 138,783 kg, ganja 493 kg, kokain 3,4 kg, tembakau gorila (sintetis) 1,6 ton, dan obat keras 2.199.726 butir atau (659,917 kg).

Beberapa barang haram ini diketahui dari jaringan Fredy Pratama. Fredy adalah gembong narkoba yang masih sembunyi di Thailand. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)