Narkoba Mudah Masuk Indonesia karena Punya Pantai Terpanjang Kedua di Dunia

Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo. Metrotvnews.com/Siti Yona

Narkoba Mudah Masuk Indonesia karena Punya Pantai Terpanjang Kedua di Dunia

Siti Yona Hukmana • 5 March 2025 23:40

Jakarta: Narkoba selalu mulus masuk ke Indonesia dari negara tetangga, Malaysia dan negara lainnya. Hal ini terjadi karena Indonesia memiliki pantai terpanjang kedua di dunia.

"Garis pantai Indonesia terpanjang kedua setelah Kanada. Artinya, kita tidak mudah menjaga perbatasan yang sedemikian banyak," kata Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Maret 2025.

Terutama, kata Gatot, sepanjang pantai timur Sumatra dan barat Sumatra yang merupakan titik pendaratan. Namun, Gatot belum memastikan area pendaratan itu resmi atau tidak. Para pelaku narkoba juga biasa mendaratkan barang haram lewat rawa.

Gatot telah berkoordinasi dan bekerja sama dengan Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan TNI untuk menjaga perbatasan dan bandara. Terutama, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Menurut dia, ada sekitar 28 ribu orang keluar masuk Bandara Cengkareng itu dalam sehari. Pengawasan puluhan ribu orang tersebut tidak mudah dan tidak mungkin memeriksa satu persatu.

"Sehingga, kita sangat mengedepankan risk analisis di dalam pekerjaan kita. Jadi, kita melakukan risk asesment kepada seluruh data penumpang yang ada kemudian kita melakukan targeting," terang dia.

Gatot menyebut Ditjen Bea dan Cukai juga mengawasi barang-barang kirimkan melalui jasa Pos Indonesia setiap hari. Kemudian, dianalisis sebaik mungkin untuk mengetahui sosok pengirim dan asal pengiriman.

Demikian pula dengan kapal-kapal yang datang dari Malaysia dan Singapura. Gatot mengatakan pihaknya menganalisis secara mendalam terhadap kapal-kapal untuk mencegah masuknya narkoba ke Tanah Air.

"Kemudian selain dengan kapal-kapal tersebut, bersama dengan aparat penegak hukum kita juga bekerja sama dengan luar negeri sangat erat dengan teman-teman sesama staf yang ada di Thailand maupun di Malaysia, Singapura bahkan beberapa negara lain yang sumber narkotika," ujar dia.
 

Baca Juga: 

Polri Usulkan Hotel Armani di Kalimantan Jadi Balai Rehabilitasi Korban Narkoba


Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Bareskrim Polri dan Direktorat Reserse Narkoba Polda jajaran mengungkap 6.881 kasus yang tersebar dari wilayah Sabang sampai Merauke pada 1 Januari-27 Februari 2025. Dengan total tersangka yang ditangkap 9.586 orang.

Dari pengungkapan kasus itu, Polri menyita 4,171 ton narkoba berbagai jenis dengan nilai Rp2,7 triliun. Adapun 4,1 ton narkoba itu yakni sabu 1,28 ton, ekstasi 346.959 butir atau 138,783 kg, ganja 493 kg, kokain 3,4 kg, tembakau gorila (sintetis) 1,6 ton, dan obat keras 2.199.726 butir atau (659,917 kg). Beberapa barang haram ini diketahui dari jaringan Fredy Pratama, sang gembong narkoba yang masih sembunyi di Thailand.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)