Rupiah Pagi Ini Masih Bertengger di Rp16.700-an per USD

Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Husen Miftahudin

Rupiah Pagi Ini Masih Bertengger di Rp16.700-an per USD

Eko Nordiansyah • 22 December 2025 09:18

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan. Mata uang Garuda tak berdaya terhadap dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 22 Desember 2025, rupiah berada di level Rp16.755 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah lima poin atau 0,03 persen dibandingkan Rp16.750 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.730 per USD. Mata uang Garuda terpantau masih stagnan.
 



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Rupiah bergerak fluktuatif cenderung melemah

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah bakal bergerak fluktuatif dan cenderung ditutup melemah. Mata uang rupiah diprediksi bergerak di level Rp16.750–Rp16.780.

Ia menyebut, penguatan indeks dolar AS pada pekan lalu disebabkan oleh indeks harga konsumen (CPI) inti AS pada November 2025 yang turun ke level terendah sejak awal tahun 2021. Meskipun begitu, para ekonom memperingatkan bahwa penutupan pemerintah AS selama 43 hari dapat mendistorsi beberapa data yang dikumpulkan untuk rilis tersebut.

Selain itu, seiring dengan meredanya inflasi di AS, ekspektasi bahwa The Fed memangkas suku bunga menurutnya bakal meningkat. Namun, pasar menanggapi data tersebut dengan skeptis karena data pekerjaan cukup solid seperti yang diungkapkan Departemen Tenaga Kerja AS.

Selain itu, Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis mengatakan bahwa dia telah yakin pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina hampir mencapai titik terang, menjelang pertemuan AS dengan pejabat Rusia akhir pekan ini.

Dari dalam negeri, Bank Dunia memberi peringatan terkait kesehatan fiskal Indonesia dalam jangka menengah, terdapat proyeksi defisit APBN akan melebar secara konsisten hingga mendekati batas psikologis tiga persen hingga 2027. Hal itu terjadi seiring dengan penurunan rasio pendapatan negara dan peningkatan beban utang.

Ibrahim menilai, defisit fiskal terhadap PDB diproyeksikan akan melebar menjadi 2,9 persen pada 2027. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan realisasi defisit Oktober 2025 yang tercatat sebesar 2,0 persen terhadap PDB, maupun target UU APBN 2026 yang mematok defisit di level 2,7 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)