DPRD DKI berdialog dengan pedemo, Kamis, 4 September 2025. Foto: Metro TV/Endhita Triantara.
Endhita Triantara • 4 September 2025 16:53
Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menerima perwakilan massa pedemo dari Aliansi Mahasiswa Peduli Sosial dan Demokrasi (AMPSI). Kelompok ini tengah berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Jakarta, Kamis, 4 September 2025.
AMPSI menyampaikan tiga tuntutan utama. Pertama, meminta transparansi dan evaluasi gaji serta tunjangan DPRD. Kedua, menuntut penurunan atau penghapusan tunjangan yang dianggap berlebihan. Ketiga, serta mendesak audit menyeluruh terhadap laporan keuangan sejumlah BUMD.
Perwakilan AMPSI, Muhammad Ihsan, menyebut isu tunjangan rumah anggota DPRD senilai Rp70 juta perlu segera dikaji ulang. Menurut Ihsan, kondisi ekonomi masyarakat berbanding terbalik dengan fasilitas yang diterima para wakil rakyat.
"Tunjangan perumahan itu perlu dikaji ulang, menurut kami, karena mungkin itu terlalu besar. Kalau bisa, bukan dihapus, tapi dikurangi. Dengan APBD Jakarta sekitar Rp90 triliun, para wakil rakyat yang memiliki fungsi pengawasan harus lebih menerima aspirasi dari kami," ujar Ihsan, Kamis, 4 September 2025.
Selain soal tunjangan, AMPSI menyoroti kinerja BUMD yang dinilai masih rawan penyimpangan. Ihsan menekankan perlunya audit pada sejumlah BUMD besar di Jakarta, khususnya Dharma Jaya, Pasar Jaya, Food Station, PAM Jaya, dan Jakpro.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa lain menegaskan kembali pentingnya transparansi gaji dan tunjangan DPRD, serta mendesak audit BUMD yang kerap menjadi sorotan publik.
Baca juga: Rapat DPRD, Astrid Uya Kuya Curhat Banyak Pelajar Ikut Menjarah Rumahnya |