Dibuka Melempem, Rupiah Masih 'Takut' Lawan Kedigdayaan Dolar AS

Rupiah. Foto: Metrotvnews.com/Husen.

Dibuka Melempem, Rupiah Masih 'Takut' Lawan Kedigdayaan Dolar AS

Husen Miftahudin • 24 April 2025 09:40

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 24 April 2025, rupiah hingga pukul 09.30 WIB berada di level Rp16.881 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 9,5 poin atau setara 0,06 persen dari Rp16.872 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.879 per USD. Rupiah melemah sebanyak 20 poin atau setara 0,11 persen dari Rp16.859 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan kembali melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.860 per USD hingga Rp16.940 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Baca juga: Rupiah Rontok! Merosot ke Rp16.871/USD
 

BI tahan suku bunga


Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah terjadi karena adanya sentimen keputusan suku bunga acuan. Diketahui, Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan April 2025, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 5,75 persen.

Penyebab BI mempertahankan suku bunga karena adanya ketidakpastian ekonomi global yang dipicu tensi perang dagang. Agresifnya eskalasi tit-for-tat, atau strategi saling membalas, antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam penentuan tarif impor antara kedua negara, semakin memperburuk ketidakpastian global.

Selain itu, kekhawatiran terkait tingkat inflasi dalam negeri karena walaupun data terkini menunjukkan bahwa inflasi masih berada di bawah rentang target BI, tekanan deflasi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir cenderung bersifat temporer usai berakhirnya program subsidi tarif diskon listrik.

"Inflasi juga diprediksi akan meningkat secara perlahan seiring dengan berakhirnya diskon tarif angkutan udara untuk periode libur Idulfitri. Peningkatan permintaan agregat dan mobilitas masyarakat menyusul berbagai hari raya keagamaan dan periode cuti bersama di bulan-bulan mendatang turut berpotensi memberikan tekanan inflasi," jelas Ibrahim.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Trump berniat pangkas tarif impor Tiongkok


Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump menginginkan kesepakatan dengan Tiongkok di mana tarif perdagangan terhadap negara itu akan jauh di bawah level saat ini sebesar 145 persen. Ini terjadi setelah Menteri Keuangan Scott Bessent dilaporkan mengatakan perang dagang TIongkok-AS yang sedang berlangsung tidak berkelanjutan, dan mengharapkan de-eskalasi segera.

"Komentar Trump dan Bessent meningkatkan harapan Presiden akan lebih jauh menarik kembali agenda tarifnya, mengurangi atau bahkan sepenuhnya meniadakan dampak potensial tarif perdagangan AS yang tinggi pada ekonomi-ekonomi utama," papar Ibrahim.

Sementara komentar Trump baru-baru ini tentang Tiongkok menghadirkan beberapa potensi perbaikan dalam hubungan. Presiden juga mengatakan setiap kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok akan bergantung pada Beijing yang datang ke meja perundingan. 

Tiongkok sejauh ini menunjukkan sedikit niat untuk mundur, setelah mengenakan tarif balasan sebesar 125 persen pada barang-barang AS. Pasar khawatir atas dampak perang dagang yang mengerikan terhadap ekonomi Tiongkok, mengingat negara itu telah berjuang bahkan sebelum Trump menjabat.

Adapun, Bank Of America (BofA) menurunkan prospek produk domestik bruto (PDB) Tiongkok menjadi pertumbuhan 4,0 persen pada 2025, di bawah target pemerintah sebesar 5,0 persen. "Pemangkasan pertumbuhan oleh BofA juga dilakukan setelah serangkaian penurunan peringkat oleh perusahaan pialang lainnya," jelas Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)