Ilustrasi. Metrotvnews.com.
Siti Yona Hukmana • 3 February 2025 18:02
Jakarta: Tim Satgas Pangan Polri turun tangan memantau dan mengecek langsung ketersediaan dan jalur pasokan Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau elpiji ukuran 3 kg atau gas melon. Hal ini menyusul fenomena kelangkaan gas elpiji 3 kg yang terjadi di sejumlah wilayah.
"Tim Satgas Pangan ke lapangan untuk cek ketersediaan dan distribusi oleh pelaku usaha dan agen-agen nya," ujar Ketua Satgas Pangan Mabes Polri Brigjen Helfi Assegaf saat dikonfirmasi, Senin, 3 Februari 2025.
Helfi menyebut, dari sisi penegakan hukum, pihaknya telah bekerja dalam melindungi masyarakat. Tercatat sudah tujuh kasus diungkap Polri dalam upaya represif selama periode 2021-2024.
"(Semuanya) telah P21/dinyatakan lengkap oleh Jaksa Penuntut Umum. Dan telah dilimpahkan ke JPU semua. Terkait gas elpiji 3 kg dengan persangkaan UU Perlindungan Konsumen dan UU Migas," ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri itu.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengimbau masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Khususnya terhadap fenomena kelangkaan gas elpiji 3 kilogram yang dialami masyarakat.
"Ada beberapa perkembangan terkait dengan masyarakat, yaitu terhadap kebutuhan rumah tangga dalam hal ini adalah gas elpiji 3 kg. Tentunya Polri melakukan langkah-langkah pemeliharaan kamtibmas," kata Trunoyudo di Jakarta.
Bahkan, Trunoyudo mengatakan Polri juga membuka peluang untuk berkolaborasi dengan Pertamina bila diperlukan. Truno berharap isu kelangkaan gas elpiji 3 kg ini kembali pulih.
"Kemudian, juga keamanan di lingkungan dan harapannya adalah kembali pulih (ketersediaan gas elpiji 3 kg)," ungkap Trunoyudo.
Kelangkaan
gas elpiji 3 kg terjadi usai pemerintah resmi melarang penjualan gas elpiji 3 kilogram (kg) di pengecer sejak 1 Februari 2024. Saat ini, jual-beli gas elpiji 3 kg hanya boleh dilakukan di pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina.
Situasi ini menyebabkan harga gas elpiji 3 kg di beberapa tempat mengalami lonjakan. Penyebab kelangkaan ini karena pemerintah tengah memperketat distribusi elpiji bersubsidi agar lebih tepat sasaran. Hanya masyarakat tertentu yang terdaftar dalam sistem yang bisa membeli gas elpiji 3 kg.
Kemudian, seiring meningkatnya harga bahan bakar lainnya, permintaan terhadap gas elpiji 3 kg meningkat drastis. Akibatnya, stok cepat habis di berbagai wilayah.
Faktor cuaca juga menjadi keterlambatan pasokan atau hambatan logistik gas di beberapa daerah. Kini, pemerintah tengah mengatur ulang distribusi gas elpiji, sehingga tidak semua orang bisa membelinya dengan mudah seperti sebelumnya.