Geram Fed Ogah Ikuti Perintah, Trump Bakal Atasi Inflasi Sendirian

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Anadolu Agency.

Geram Fed Ogah Ikuti Perintah, Trump Bakal Atasi Inflasi Sendirian

Husen Miftahudin • 30 January 2025 12:13

New York: Menyusul keputusan Federal Reserve Amerika Serikat (AS) untuk mempertahankan suku bunga, Presiden Donald Trump menyampaikan kritik keras dan menguraikan strateginya sendiri untuk memerangi inflasi. Komentarnya disampaikan melalui platform media sosial Truth miliknya.

Trump menyalahkan Federal Reserve, dan ketuanya, Powell, karena telah menciptakan masalah inflasi yang tidak dapat mereka selesaikan. Dia menyatakan niatnya untuk mengatasi masalah ini dengan merangsang produksi energi AS, memangkas peraturan, menyesuaikan keseimbangan perdagangan internasional, dan meningkatkan manufaktur AS.

Melansir Investing.com, Kamis, 30 Januari 2025, rencana Trump lebih dari sekadar mengatasi inflasi. Ia menekankan keinginannya untuk memulihkan kekuatan finansial AS, dan meningkatkan kekuatannya secara keseluruhan.

Ia mengkritik Federal Reserve atas kinerjanya dalam regulasi bank dan menyatakan Departemen Keuangan akan mempelopori upaya-upaya untuk memangkas regulasi yang tidak perlu, sehingga memfasilitasi pinjaman bagi masyarakat dan bisnis di AS.

Trump juga menyatakan keyakinannya jika Federal Reserve tidak terlalu fokus pada Diversity, Equity and Inclusion (DEI), ideologi gender, energi ramah lingkungan, dan perubahan iklim palsu, inflasi tidak akan menjadi masalah. Dia menyimpulkan dengan menyatakan negara ini telah mengalami inflasi terburuk dalam sejarahnya.
 

Baca juga: Inflasi Menanjak, Fed Terpaksa Tahan Suku Bunga


(Ketua Fed Jerome Powell. Foto: Xinhua/Hu Yousong)
 

Fed ogah turuti perintah Trump


Sebelumnya, The Fed pada Rabu (29/1) waktu setempat, mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada 4,25 persen hingga 4,5 persen, karena data terkini menunjukkan inflasi yang kian menanjak.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menyampaikan, Komite menilai risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara garis besar seimbang. Prospek ekonomi tidak pasti, dan Komite memperhatikan risiko pada kedua sisi mandat gandanya.

Ketua Fed Jerome Powell mencatat inflasi telah mereda secara signifikan selama dua tahun terakhir tetapi masih agak tinggi, sehingga relatif terjadi terhadap target jangka panjang bank sentral sebesar dua persen.

Powell juga menyatakan dia tidak memiliki kontak dengan Presiden AS Donald Trump menyusul seruan Trump baru-baru ini untuk penurunan suku bunga segera.

"Saya tidak akan memberikan tanggapan atau komentar apa pun terhadap apa yang dikatakan presiden," kata Powell dalam konferensi persnya.

"Tidak pantas bagi saya untuk melakukan itu. Masyarakat harus yakin kami akan terus bekerja sebagaimana biasanya, dengan fokus pada penggunaan perangkat kami untuk mencapai tujuan dan benar-benar bekerja keras," tegas dia menambahkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)