Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI saat memberikan keterangan pers di Konferensi Internasional LKLB di Jakarta, Selasa, 11 November 2025. (Metrotvnews.com)
Willy Haryono • 11 November 2025 13:26
Jakarta: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mengatakan bahwa International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy (ICCCRL) atau Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) 2025 telah menjadi bagian dari gerakan global untuk membangun kehidupan beragama yang lebih toleran dan terbuka di tengah masyarakat majemuk.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari arus baru yang kita dorong, bagaimana kehidupan beragama bisa lebih terbuka dan saling percaya di masyarakat yang multiagama dan multibudaya,” ujar Abdul Mu’ti saat ditemui awak media di sela konferensi LKLB 2025 di Jakarta, Selasa, 11 November 2025.
Ia menjelaskan, Kemendikdasmen telah bekerja sama dengan Institut Leimena dan sejumlah mitra untuk menanamkan sikap terbuka di kalangan generasi muda Indonesia. Program ini sejalan dengan kebijakan kementerian, terutama dalam pembelajaran mendalam (deep learning) serta penguatan pendidikan karakter melalui program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Abdul Mu'ti mengatakan bahwa melalui program tersebut, generasi muda didorong untuk aktif bermasyarakat dan berinteraksi dengan teman sebaya dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda. “Kita ingin anak-anak memiliki pengalaman sosial yang otentik dan intensif. Dari situ akan tumbuh kedekatan yang alami dan pemikiran yang terbuka,” ujarnya.
Ke depan, Kemendikdasmen bersama Institut Leimena akan menyusun modul dan bahan bacaan pendukung untuk memperluas wawasan dan pengalaman lintas budaya bagi para siswa. “Kami ingin agar mereka tidak hanya bisa berinteraksi, tapi juga mampu bekerja sama lintas perbedaan,” kata Abdul Mu'ti.
Ia berharap Konferensi LKLB 2025 dapat menjadi tonggak baru dalam membangun generasi yang lebih terbuka, toleran, dan siap hidup rukun di tengah keberagaman agama dan budaya. “Ini momentum penting untuk memperkuat semangat kebangsaan dan persatuan sebagai warga bangsa di tengah perbedaan,” tutur Abdul Mu’ti.
Baca juga: Mendikdasmen Paparkan Tiga Kebijakan untuk Bangun Generasi Terbuka dan Toleran