Mendikdasmen Paparkan Tiga Kebijakan untuk Bangun Generasi Terbuka dan Toleran

Jakarta: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti memaparkan tiga kebijakan utama yang dijalankan kementeriannya untuk membentuk karakter generasi muda Indonesia yang terbuka, toleran, dan siap hidup di tengah keberagaman. Hal itu disampaikan dalam pidato pada Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) 2025 di Jakarta, Selasa, 11 November 2025.

Pertama, ia menyoroti pentingnya deep learning atau pembelajaran mendalam di sekolah, yang bukan hanya berorientasi akademik tetapi juga spiritual dan sosial.

“Kami ingin membentuk generasi yang beriman, berakhlak, dan sekaligus menjadi warga dunia yang baik, generasi yang siap berkolaborasi di mana pun mereka berada,” jelasnya.

Kedua, melalui program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Kemendikdasmen mendorong gaya hidup sehat dan partisipasi sosial, mulai dari berolahraga hingga bermasyarakat, agar anak-anak lebih banyak berinteraksi di dunia nyata daripada terjebak dalam kekerasan digital.

Ketiga, Andul Mu’ti menekankan pentingnya penguatan layanan konseling di sekolah. Ia menyebut banyak persoalan kekerasan di kalangan remaja terjadi karena kurangnya ruang dialog antara anak dan orang tua.

“Kita perlu menjadi pendengar yang baik, sahabat yang baik, dan mentor yang baik bagi generasi Z dan Alpha,” ujarnya.

Abdul Mu’ti menilai, pendidikan harus menciptakan ruang aman bagi anak untuk berbicara dan mengekspresikan diri, sekaligus menanamkan kemampuan sosial seperti kerja sama, empati, dan kemampuan mendengar.

Ia menutup pidatonya dengan ajakan agar seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan, mulai dari sekolah hingga keluarga, berperan aktif membangun budaya saling menghormati dan hidup harmonis dalam keberagaman.

Baca juga:  Konferensi LKLB 2025: Mendikdasmen Serukan Sikap Terbuka di Tengah Keberagaman