Ilustrasi. Foto: Dok MI
Eko Nordiansyah • 27 November 2025 16:10
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap mata uang dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini, Rabu, 26 November 2025, bergerak menguat. Mata uang Garuda terpantau sudah menguat atas dolar AS sejak pembukaan pagi tadi.
Mengacu data Bloomberg, rupiah menguat 28 poin atau setara 0,17 persen hingga ke posisi Rp16.636 per USD. Rupiah melemah jika dibandingkan perdagangan kemarin di posisi Rp16.664 per USD.
Kemudian berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah juga menguat sebesar 28 poin atau setara 0,17 persen menjadi Rp16.640 per USD. Sebelumnya rupiah berada di level Rp16.668 per USD.
Sedangkan berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (disingkat Jisdor), mata uang Garuda ini terpantau berada di posisi Rp16.644 per USD. Rupiah menguat dibandingkan dengan kemarin sebesar Rp16.673 per USD.
(1).jpeg)
(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, pergerakan nilai tukar rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga, dan data AS yang tertunda yang dirilis pada Selasa menambah ekspektasi tersebut.
"Di tempat lain, pasar juga mencermati perkembangan seputar perundingan damai Rusia-Ukraina yang tersendat karena Rusia dan Ukraina yang masih saling melakukan serangan," jelas Ibrahim.
Sementara dari rilis data ekonomi yang tertunda, Indeks Harga Produsen (IHP) utama untuk September naik 0,3 persen MoM, setelah penurunan 0,1 persen pada Agustus. IHP Inti (tidak termasuk makanan dan energi) naik 0,2 persen MoM, di bawah perkiraan 0,3 persen.
Penjualan Ritel hanya naik 0,2 persen MoM pada September, turun dari kenaikan 0,6 persen di Agustus, menunjukkan belanja konsumen yang lebih lemah. Sementara itu, Conference Board melaporkan sentimen rumah tangga memburuk pada November, dengan Keyakinan Konsumen turun 6,8 poin menjadi 88,7 dari 95,5 pada Oktober.
"Sinyal dovish The Fed dalam beberapa hari terakhir telah mendorong para pedagang untuk meningkatkan taruhan penurunan suku bunga, membalikkan perkiraan ulang yang sebelumnya hawkish yang muncul dari nada hati-hati para pejabat The Fed," papar dia.
Di sisi lain, Ibrahim mengatakan target pertumbuhan ekonomi enam persen yang disampaikan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa merupakan hal yang realistis. Pertumbuhan enam persen menurut Ibrahim bukan mimpi. Tetapi memerlukan perubahan cara pandang yang fundamental terhadap bagaimana kebijakan fiskal-moneter.
Untuk membawa perekonomian Indonesia naik kelas, kebijakan yang sudah ada harus ada pendorong tambahan. Ada beberapa langkah kunci yang harus diambil. Salah satunya dilakukannya reformasi pasar tenaga kerja dan dukungan pada industri dalam negeri.
"Kemudian, langkah menertibkan impor barang-barang ilegal atau yang disebut thrifting, sudah tepat untuk melindungi industri dalam negeri. Pemberian insentif pajak bagi perusahaan yang membuka lapangan pekerjaan baru," terang Ibrahim.