Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani.
Media Indonesia • 29 March 2024 18:57
Jakarta: Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, kelas menengah ke bawah masih akan menghadapi tekanan dan terpukul paling keras di tengah peningkatan konsumsi saat periode Idulfitri. Sebab, sebagian besar kelompok masyarakat itu juga merupakan pekerja di sektor informal.
"Pekerja sektor informal ini sebagian tidak menerima THR, kemudian kepastian kerjanya menurun, kesempatan kerja menyempit, ini yang terpukul daya belinya dan berpengaruh pada tingkat konsumsi rumah tangga," ujarnya saat dihubungi, Jumat, 29 Maret 2024.
Kelas menengah bawah, lanjut Bhima, sedianya masih bisa melakukan konsumsi di musim Lebaran. Itu dapat dilakukan dengan menggunakan uang simpanan atau tabungan yang mereka miliki. Jika tak punya, maka ada opsi untuk melakukan pinjaman.
Karenanya, menjelang lebaran terjadi kenaikan permintaan pinjaman, utamanya pada skema beli sekarang bayar nanti (buy now pay later/BNPL). Hal itu, imbuh Bhima, jelas mengindikasikan pertumbuhan belanja atau konsumsi masyarakat di musim lebaran bersumber dari utang.
"Artinya mereka harus membayar pasca-Lebaran ini dan khawatir akan berdampak juga pada tingginya angka NPL atau tingkat gagal bayar di pinjol," terangnya.
Baca juga: Meski Meningkat, Perputaran Uang saat Ramadan-Lebaran Tidak Merata |