Presiden Joko Widodo. Foto: MI/Ramdani
Indriyani Astuti • 7 March 2024 15:47
Jakarta: Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertanggung jawab atas rusaknya demokasi dan telah bersikap tidak netral. Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Dimas Bagus Arya mengatakan telah terjadi kesewenang-wenangan dalam penyelenggaraan pemilu. Mereka lantas melakukan somasi terhadap Presiden Jokowi.
"Berbagai peristiwa culas menjelang pemilu lalu misalnya ditunjukan dengan pernyataan terbuka Presiden untuk melakukan politik cawe-cawe hingga penggunaan kekuasaan negara untuk kepentingan politik," ujarnya di halaman kantor Kementerian Sekretariat Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 7 Maret 2024.
Selain itu, Koalisi Masyarakat Sipil menganggap Presiden Jokowi seakan-akan membiarkan kesewenang-wenangan, seperti para menteri yang berkampanye menggunakan fasilitas negara, politisasi bantuan sosial, dan perangkat/instrumen sosial kenegaraan untuk tujuan politik elektoral. Pihaknya juga menyoroti kecurangan pemilu, salah satunya dengan dugaan penggelembungan suara partai yang dipimpin anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dimas menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tidak menjalankan tugasnya dengan baik sebagai penyelenggara pemilu. "Selain itu, Pemilu 2024 pun dipenuhi oleh kekacauan portal Informasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap)," ungkap dia.
Baca:
Pakar Usulkan Pilpres 2024 Diulang Tanpa Gibran |