Prof Jimly Sebut Pemakzulan Jokowi Tak Mungkin Terjadi

Mantan Ketua MK sekaligus Anggota DPD RI Jimly Assiddiqie. Foto: Dok/Tangkapan Layar

Prof Jimly Sebut Pemakzulan Jokowi Tak Mungkin Terjadi

Medcom • 16 January 2024 15:09

Jakarta: Mantan Ketua Mahkamh Konstitusi (MK) sekaligus Anggota DPD RI Jimly Assiddiqie turut menanggapi isu pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang hangat diperbincangkan. Menurutnya hal tersebut sulit terjadi.

“Ini adalah tontonan yang sebenarnya baik-baik saja, termasuk di dalamnya ada isu macam-macam seperti isu dinasti, isu inilah, isu itulah, dan  terakhir isu tentang pemakzulan. Itu tidak mungkin dan tidak akan terjadi,” kata Jimly seperti dikutip dari tayangan Metro TV, Selasa, 16 Januari 2024.

Meski wacana pemakzulan itu tak mungkin terjadi, menurut Jimly sulit juga untuk melarang. Karena segelintir orang telah menanggapinya dengan penuh emosi. Menurutnya isu ini akan hilang dengan sendirinya.

“Ini nanti akan berhenti dengan sendirinya bersamaan dengan persiapan pemilihan umum, cuma kita sayangkan kalau ini bisa memperkeruh keadaan. Ini bisa mendelegitimasi hasil Pemilu, yang Pemilu sendiri belum terlaksana,” kata Jimly.
 

Baca juga: Petisi Pemakzulan Jokowi Dinilai Agenda Tak Produktif

Sebelumnya sejumlah aktivis yang tergabung dalam Petisi 100 menyampaikan usulan agar Presiden Jokowi dimakzulkan. Hal ini karena ada dugaan campur tangan Jokowi di Pemilu 2024 dengan memanfaatkan kekuasaannya.

“Petisi 100 menyampaikan kepada Pak Mahfud solusi tepat untuk mengurangi, mencegah kecurangan itu adalah memakzulkan Pak Jokowi, dalam kapasitas sebagai Presiden,” kata Kritikus Politik, Faizal Assegaf.

Maraknya kecurangan Pemilu juga muncul dalam diskusi publik bertajuk “Selamatkan Pemilu yang Demokratis.” Diskusi ini diinisiasi oleh mantan Panglima TNi Jenderal Purnawirawan, Gatot Nurmantyo.

Dalam diskusi tersebut para aktivis dan tokoh menyayangkan demokrasi Indonesia yang dinilai mengalami kemunduran sama halnya seperti masa sebelum orde baru.

(Imanuel Rymaldi Matatula/Medcom.id)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Misbahol Munir)