Tingkah Jokowi Merusak Demokrasi

Perwakilan tokoh bangsa dan ormas Sabriati Aziz/Medcom.id/Theo

Tingkah Jokowi Merusak Demokrasi

Theofilus Ifan Sucipto • 1 February 2024 14:35

Jakarta: Cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menimbulkan masalah. Tingkah Jokowi merusak demokrasi Indonesia.

“Keterlibatan dan keberpihakan Presiden dan jajaran pemerintah membuat etika politik terjerembab ke titik nadir,” kata perwakilan tokoh bangsa dan ormas Sabriati Aziz di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Kamis, 1 Februari 2024.

Kondisi itu memprihatinkan, lantaran berpotensi membuat Pemilu 2024 menjadi yang terburuk dalam sejarah Indonesia. Sebab, cawe-cawenya terlalu dalam hingga berupaya memenangkan partai dan atau pasangan calon tertentu.

“Sejatinya pemilu adalah jalan damai untuk pergantian rezim yang sudah berkuasa selama maksimal masa jabatannya,” ujar dia.
 

Baca: Peneliti BRIN Tegaskan Presiden Harus Netral

Sabriati menyebut pemilu seyogianya berlangsung dengan prinsip jujur dan adil. Sayangnya, muruah tersebut tidak terlihat dalam pelaksanaan Pemilu 2024.

“Gejala dan gelagat kecurangan menjema di depan mata seperti pengerahan aparat negara dan kepala desa hingga pembagian bantuan sosial,” ucap dia.

Sabriati menuturkan praktik kotor itu mesti dihentikan dengan segera. Supaya, potensi kecurangan dan ketidakadilan lainnya dapat ditekan.

Tokoh-tokoh dan ormas yang menggelar pernyataan bersama itu berasal dari berbagai kalangan. Beberapa sosok itu, yakni Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla dan eks Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin.

Berikutnya eks Menteri Agama Fachrul Razi dan eks Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Ryaas Rasyid. Lalu aktivis Kristen Benny Parapat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)