Pelemahan Rupiah Tidak Sedalam Mata Uang Negara Lain

Ilustrasi. Foto: MI

Pelemahan Rupiah Tidak Sedalam Mata Uang Negara Lain

Fetry Wuryasti • 18 April 2024 21:45

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pelemahan mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi saat ini tidak hanya terjadi pada rupiah. Sejumlah mata uang negara lain juga tertekan terhadap mata uang negara Paman Sam tersebut.
 
Airlangga justru menuturkan, pelemahan yang terjadi pada rupiah tidak sedalam mata uang negara lain.
 
"Turunnya nilai tukar Indonesia tidak sedalam negara lain. Walaupun rupiah turun, penurunannya masih di atas Tiongkok, Thailand, dan Malaysia. Kalau dibandingkan peer countries, terhadap indeks dolar (rupiah) relatif aman," kata Airlangga, pada konferensi pers terkait Perkembangan Isu Perekonomian Terkini, dilansir Media Indonesia, Kamis, 18 April 2024.
 
Kondisi pasar saham juga demikian, pada perdagangan hari ini ditutup menguat di zona hijau 0,5 persen di level 7.166,81.
 

Baca juga: 

Awas, Rupiah Terancam Dihantam Konflik Iran vs Israel

 
Di atas Indonesia, ada Amerika Serikat yang memang ekonomi dan pasar sahamnya sedang kuat.
 
Airlangga menjelaskan, saat ini Amerika Serikat belum mau menurunkan tingkat suku bunga Fed Fund Rate. Higher for longer menjadi strategi mereka.
 
"Sehingga kita perlu menjaga kepercayaan investor dalam negeri agar tidak terjadi capital outflow," kata Airlangga. 

Prospek ekonomi Indonesia

Prospek ekonomi Indonesia dia katakan masih bagus, dan kepercayaan konsumen masih di level positif 123,8, penjualan eceran tumbuh 3,5 persen (yoy), dan di sektor manufaktur, Indonesia relatif tinggi dengan PMI 54,2, dibandingkan negara-negara lain.
 
Inflasi Indonesia juga relatif terkendali. Indonesia telah berpengalaman dalam kasus inflasi pada saat konflik perang Rusia-Ukraina, yang berdampak saat itu inflasi mencapai 5,95 persen.
 
Kini inflasi Indonesia telah di dalam kisaran 1,5-3,5 persen. Dia akui harga pangan memang bergejolak, namun lebih disebabkan oleh El Nino, di Juli 2023-Februari/Maret 2024. Namun kini harga mulai terkendali.
 
"Inflasi ini yang tidak tergantung kepada konflik di Timur Tengah, dan lebih karena faktor di dalam negeri dan El Nino," ucap Airlangga.
 
Sehingga, Airlangga katakan kepercayaan investor dinilai baik terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.
 
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 yang ditargetkan 5 persen, diperkirakan akan tumbuh 5,1 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan global yang diperkirakan 3,2 persen di 2024.
 
"Ekonomi global diperkirakan akan flatten (tetap), dan Indonesia tumbuh 5,1 persen di 2025. Ekonomi negara-negara berkembang emerging countries diperkirakan tumbuh rata-rata 4,2 persen," ungkap Airlangga.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)