Ketua KPK Setyo Budiyanto. Foto: Dok. Istimewa.
Candra Yuri Nuralam • 3 December 2025 20:18
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut ada sejumlah lahan yang menjadi objek rasuah dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh. Kasus itu masih pada tahap penyelidikan.
"Nah tanah ini posisinya tentu ada di beberapa tempat, gitu, bukan hanya di satu tempat saja, gitu. Nah ini yang sedang kami dalami," kata Ketua KPK Setyo Budiyanto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 3 Desember 2025.
Setyo mengatakan, lokasi lahan yang diduga dikorup masih belum bisa dipaparkan karena kasusnya masih pada tahap penyelidikan. Tapi, penyelidik melakukan penelusuran sepanjang jalur
Whoosh.
"Kita lebih mendalami kepada lokasi-lokasi yang di sepanjang rute rel kereta itu, gitu, karena banyak itu ya. Kemudian dikelompokkan rutenya itu, apa, lokasinya itu yang besar-besar terutama ya," ujar Setyo.
Setyo enggan memerinci informasi terkait
kasus ini. Sebab, kerahasiaan proses penyelidikan berbeda dengan penyidikan.
"Sekali lagi ini masih tahap penyelidikan, tidak banyak yang bisa kami sampaikan," ucap Setyo.
Gedung KPK. Foto: Metrotvnews.com/Candra Yuri Nuralam.
Sebelumnya, KPK membeberkan informasi terbaru soal penyelidikan dugaan korupsi dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Dugaan korupsinya terjadi pada pengadaan lahan.
"Jadi begini. Yang kami ketahui, ini sedikit mungkin, karena ini masih penyelidikan, materinya itu terkait dengan lahan sebetulnya, jadi bukan masalah prosesnya, terkait dengan pembebasan lahan," kata pelaksana tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin, 10 November 2025.
Asep enggan memerinci lokasi lahan yang diduga dikorup. KPK menduga ada kenaikan harga yang disengaja oleh sejumlah orang dalam pengadaan lahan ini.
"Artinya misalkan, pengadaan lahan nih, orang itu misalkan di pengadaan lahan yang harusnya di harga wajarnya 10 lalu dia jadi 100, kan jadi enggak wajar tuh. Nah kembalikan dong, negara kan rugi," ucap Asep.