Dobrak 'Barikade' Dolar AS, Rupiah Sukses Tembus Rp16.100-an di Pembukaan Awal Pekan

Rupiah. Foto: dok MI.

Dobrak 'Barikade' Dolar AS, Rupiah Sukses Tembus Rp16.100-an di Pembukaan Awal Pekan

Husen Miftahudin • 26 May 2025 09:34

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan signifikan.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 26 Mei 2025, rupiah pada pukul 09.15 WIB berada di level Rp16.155 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 62,5 poin atau setara 0,39 persen dari Rp16.217,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.154 per USD. Rupiah juga menguat banyak hingga 60 poin atau setara 0,37 persen dari Rp16.214 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kesuksesan rupiah mendobrak 'barikade' dolar AS hingga tembus ke level Rp16.100-an sesuai dengan prediksi analis pasar uang Ibrahim Assuaibi. Dalam proyeksinya, mata uang Garuda pada hari ini akan terus mengalami penguatan hingga ke level Rp16.140 per USD.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.140 per USD hingga Rp16.220 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Baca juga: Siap-siap! Besok Rupiah Bakal Tembus ke Level Rp16.100-an
 

Dolar 'tersiksa' persetujuan RUU Pemotongan Pajak


Ibrahim menjelaskan, sejumlah sentimen global dan domestik akan memengaruhi pergerakan rupiah awal pekan depan. Dari luar negeri misalnya, keputusan Parlemen AS meloloskan Rancangan Undang-Undang Pemotongan Pajak menjadi salah satu penyebab pelemahan dolar.

"One Big Beautiful Bill, diproyeksikan akan menambah sekitar USD3,8 triliun pada utang nasional selama dekade berikutnya. Hal ini menyusul penurunan peringkat kredit negara bagian AS dari Aaa menjadi Aa1 oleh Moody's baru-baru ini, dengan alasan meningkatnya tingkat utang," papar Ibrahim.

Faktor lainnya yang menjadi pelemahan dolar dipengaruhi oleh sikap para negosiator perdagangan AS yang mendesak Uni Eropa untuk mengurangi tarif sepihak atas barang-barang impor. Mereka menyatakan, negara-negara dalam blok itu tidak bisa mengikuti perundingan untuk menghindari tarif resiprokal tambahan sebesar 20 persen.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Uang beredar tumbuh 5,2%


Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menilai penguatan rupiah dipengaruhi pertumbuhan uang beredar (M2) sebesar 5,2 persen secara year on year pada April 2025. Adapun pertumbuhan M2 pada bulan sebelumnya sebesar 6,1 persen tercatat Rp9.390,0 triliun.

Dirinya juga menyoroti pertumbuhan ekonomi lain seperti penyaluran kredit sebesar 8,5 persen secara year on year pada April 2025. Selain itu juga, tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang mengalami kontraksi sebesar 21 persen secara year on year, sebelumnya mengalami penurunan sebesar 8,7 persen.

"Kemudian juga pertumbuhan aktiva luar negeri sebesar 3,6 persen setelah pada Maret 2025 bergerak 6,0 persen menjadi faktor penguat dari rupiah itu sendiri," papar Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)