Rupiah Melemah 0,09% ke Rp16.297/USD

Ilustrasi. Foto: MI/Susanto.

Rupiah Melemah 0,09% ke Rp16.297/USD

Husen Miftahudin • 11 June 2024 09:50

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan, dan hampir menyentuh level Rp16.300 per USD.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 11 Juni 2024, rupiah hingga pukul 09.10 WIB berada di level Rp16.297 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 15 poin atau setara 0,09 persen dari Rp16.282 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar menguat pada Senin, melanjutkan kenaikan kuat dari Jumat setelah laporan nonfarm payrolls yang kuat menunjukkan para pedagang secara tajam mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada September.

"Pasar fokus pada pertemuan Fed mendatang, dengan keputusan suku bunga akan dirilis pada Rabu. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil. Namun isyarat apa pun mengenai kebijakan di masa depan akan diawasi dengan ketat, terutama setelah tanda-tanda ketahanan inflasi AS dan pasar tenaga kerja AS baru-baru ini," ungkap Ibrahim mengutip analisis harian.

Ia melanjutkan, sejumlah pejabat Fed telah memperingatkan bank sentral akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dalam menghadapi inflasi yang tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja. Data nonfarm payrolls yang kuat pada Jumat memperkuat gagasan ini.

Sebelum keputusan Fed pada Rabu, data inflasi indeks harga konsumen utama juga tersedia pada minggu ini, dan diperkirakan menunjukkan inflasi tetap jauh di atas target tahunan The Fed sebesar dua persen pada Mei.

Selain itu, data produk domestik bruto menunjukkan perekonomian Jepang menyusut sedikit lebih kecil dari perkiraan pada kuartal pertama. Namun perekonomian masih tetap mengalami kontraksi.

"Data PDB muncul tepat sebelum pertemuan Bank Sentral Jepang akhir pekan ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mulai memperketat kebijakan dengan mengurangi pembelian asetnya," papar Ibrahim.
 

Baca juga: Seluruh Negara Alami Tekanan Kurs, Jokowi: Rupiah Rp16.300/USD Masih Baik
 

Utang jatuh tempo pemerintah capai Rp800,33 triliun


Utang jatuh tempo pemerintah pada 2025 mencapai Rp800,33 triliun. Meski utang pemerintah jatuh tempo yang cukup besar kerap menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran, namun utang tersebut tetap dalam koridor aman dengan beberapa catatan.

Misalnya, asalkan negara tetap kredibel, persepsi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) baik, serta kebijakan fiskal ekonomi hingga politik tetap stabil. 

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merinci utang pemerintah yang jatuh tempo pada 2025 sebesar Rp800,33 triliun terdiri atas Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo senilai Rp705,5 triliun dan pinjaman jatuh tempo sebesar Rp94,83 triliun.

Jatuh tempo utang pemerintah yang besar adalah akibat dari pandemi covid-19. Ketika itu, Indonesia butuh hampir Rp1.000 triliun belanja tambahan, sementara penerimaan negara turun 19 persen karena ekonominya berhenti.

Sedangkan, penarikan utang tersebut dilakukan melalui skema burden sharing bersama Bank Indonesia (BI) agar neraca BI tetap baik, fiskalnya tetap kredible, politk juga acceptable dengan menggunakan surat utang negara yang maturitasnya maksimum tujuh tahun.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.270 per USD hingga Rp16.330 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)