Seluruh Negara Alami Tekanan Kurs, Jokowi: Rupiah Rp16.300/USD Masih Baik

Presiden Joko Widodo saat menghadiri ultah Hipmi. Foto: Metrotvnews.com.

Seluruh Negara Alami Tekanan Kurs, Jokowi: Rupiah Rp16.300/USD Masih Baik

Fetry Wuryasti • 10 June 2024 21:59

Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai harga rupiah pada Rp16.300 per USD masih merupakan posisi yang baik. Alasannya, semua negara memang sedang mengalami tekanan nilai tukar terhadap dolar yang semakin perkasa.

"Ketidakpastian global sekarang ini memang menghantui semua negara. Tapi menurut saya kalau masih di angka Rp16.200-Rp16.300 masih posisi yang baik. Semua negara sekarang ini mengalami hal yang sama, mengalami hal yang sama tertekan oleh yang namanya dolar kursnya," kata Jokowi usai menghadiri acara HUT ke-52 Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi), di Jakarta, Senin, 10 Juni 2024.

Sebelumnya Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yakin pemerintah sedang melakukan upaya mengatasi tekanan nilai tukar rupiah.

"Dalam hal ini Menteri Keuangan dan Gubernur BI. Pasti akan dilakukan exercise agar semuanya bisa ada jalan tengah untuk kebaikan ekonomi bangsa kita," kata Bahlil, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 10 Juni 2024.

?

Baca juga: Presiden Jokowi Ingatkan Tantangan Bonus Demografi
 

Pasar fokus pertemuan The Fed


Terpisah, pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS melanjutkan kenaikan dari pekan lalu setelah laporan nonfarm payrolls yang kuat menunjukkan para investor secara tajam mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada September.

"Pasar fokus pada pertemuan Fed mendatang, dengan keputusan suku bunga akan dirilis pada Rabu. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin, 10 Juni 2024.

Isyarat apapun mengenai kebijakan di masa depan akan diawasi dengan ketat, terutama setelah tanda-tanda ketahanan inflasi AS dan pasar tenaga kerja AS baru-baru ini.

Sejumlah pejabat Fed telah memperingatkan bank sentral akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dalam menghadapi inflasi yang tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)