Prospek Pelonggaran Kebijakan Moneter Fed Bikin Harga Emas Bakal Kinclong Lagi

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Prospek Pelonggaran Kebijakan Moneter Fed Bikin Harga Emas Bakal Kinclong Lagi

Husen Miftahudin • 11 November 2025 11:19

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) pada perdagangan Senin kemarin, 10 November 2025 mencapai kenaikan lebih dari dua persen, menunjukkan sentimen bullish masih cukup dominan di tengah dinamika kebijakan moneter dan pergerakan dolar AS, seiring meningkatnya ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pada pertemuan Desember.

Pada perdagangan sesi Asia Selasa, 11 November 2025, emas bergerak stabil dan bertahan positif di sekitar USD4.120, melanjutkan kenaikan dari level tertinggi dua minggu yang dicapai pada sesi sebelumnya. Penguatan harga ini didorong oleh meningkatnya keyakinan investor bahwa kondisi ekonomi AS mulai menunjukkan perlambatan, khususnya setelah rilis data ketenagakerjaan swasta dan sentimen konsumen yang melemah pekan lalu.

Data tersebut memperkuat pandangan The Fed berpotensi memangkas suku bunga dalam waktu dekat guna menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi.

Dari sisi teknikal menurut analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, kombinasi pola candlestick dan pergerakan indikator Moving Average menunjukkan tren bullish pada XAU/USD semakin menguat.

Harga emas saat ini berada di atas area MA kunci, menunjukkan dukungan yang solid dari momentum pasar. Jika dorongan bullish tetap dominan, emas berpotensi melanjutkan kenaikan menuju area USD4.158 sebagai target kenaikan terdekat.

"Namun, apabila terjadi koreksi atau aksi ambil untung jangka pendek, maka level USD4.104 menjadi support penting yang perlu diperhatikan pelaku pasar," tutur Andy dikutip dari analisis harian, Selasa, 11 November 2025.
 

Baca juga: Harga Emas Dunia Melejit saat Pasar Pede Fed Bakal Sunat Suku Bunga


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Peluang penurunan suku bunga 25 bps


Saat ini, pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan Federal Reserve Desember mencapai hampir 67 persen, dan meningkat menjadi sekitar 80 persen untuk Januari, berdasarkan perangkat CME FedWatch.

Menurut Andy, ekspektasi terhadap suku bunga yang lebih rendah menjadi katalis penting yang mengangkat harga emas. "Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang dalam memegang emas, sehingga memberikan dorongan tambahan bagi permintaan logam mulia ini," jelas dia.

Meskipun sentimen bullish mendominasi, faktor fundamental lain tetap membayangi. Harapan akan berakhirnya penutupan pemerintahan AS memberikan sedikit tekanan terhadap emas sebagai aset safe haven. Reuters melaporkan perkembangan positif dalam negosiasi untuk membuka kembali pemerintahan federal, dengan dukungan dari Presiden AS Donald Trump terhadap kesepakatan bipartisan.

"Jika pemerintahan benar-benar kembali beroperasi normal, minat terhadap aset lindung nilai seperti emas dapat sedikit berkurang dalam jangka pendek," terang Andy.

Dari sisi pasar lainnya, Indeks Dolar AS (DXY) tercatat naik tipis ke 99,67, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada stabil di area 4,115 persen. Kenaikan ringan pada imbal hasil riil AS, yang cenderung bergerak berlawanan dengan harga emas, menunjukkan ruang penguatan emas masih mungkin terjadi namun dengan kewaspadaan terhadap volatilitas rendah.

Secara keseluruhan, Andy menegaskan orientasi pasar saat ini masih condong pada sentimen bullish, terutama selama ekspektasi penurunan suku bunga tetap kuat. Pelaku pasar disarankan memantau rilis laporan ketenagakerjaan ADP AS yang dijadwalkan rilis hari ini, karena dapat memberikan arah tambahan bagi pergerakan harga emas.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)