Food Station Terseret Kasus Beras Oplosan, Rano Karno: Saya Dapat Laporan Itu Tidak Benar

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno. MI/Ficky Ramadahan

Food Station Terseret Kasus Beras Oplosan, Rano Karno: Saya Dapat Laporan Itu Tidak Benar

Farhan Zhuhri • 15 July 2025 16:19

Jakarta: Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menanggapi soal kasus pengoplosan beras yang menyeret PT Food Station Tjipinang Jaya yang menjadi temuan Satgas Pangan. Dia menyebut pihak Food Station telah membantah isu tersebut.

"Ini memerlukan waktu yang panjang untuk diskusi. Tapi saya mendapat laporan dari Food Station, itu tidak benar," kata Rano usai meninjau MPLS di SMAN 6, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Juli 2025.

Dia menyebut Pemprov Jakarta tetap akan melakukan audit internal untuk mengecek kualitas beras yang diambil dari gudang Food Station. Jika terbukti ada pengoplosan, Food Station harus bertanggung jawab.

"Pasti ada audit. Apalagi hal seperti ini, Inspektorat turun. Kalau memang salah, tindak. Tak ada urusan," tegas dia.
 

Baca Juga: 

Mentan Tegas Berantas Mafia Pangan di Indonesia


Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menemukan 212 produsen beras nakal yang tidak memenuhi standar mutu, kualitas, dan volume. Dari laporan yang diterima pada 10 Juli 2025, proses pemeriksaan terhadap para produsen sudah dimulai aparat kepolisian, dan Kementan terus memantau perkembangan agar penyimpangan ini tidak berulang di masa mendatang.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan modus pelanggaran yang ditemukan mencakup ketidaksesuaian berat kemasan, di mana tertulis 5 kilogram (kg) namun hanya berisi 4,5 kg, serta pemalsuan kategori kualitas beras premium dan medium.

Kerugian masyarakat akibat praktik kecurangan itu ditaksir mencapai Rp99,35 triliun setiap tahun, yang jika dibiarkan bisa mencapai Rp500 triliun hingga Rp1.000 triliun dalam lima hingga 10 tahun.

"Ada yang 86 persen mengatakan ini premium padahal beras biasa. Kemudian, mengatakan medium padahal beras biasa. Artinya apa? 1 kilo bisa selisih Rp2.000 sampai Rp3.000 per kilogram. Kita mencontohkan emas, tertulis emas 24 karat, tetapi sesungguhnya itu 18 karat," ujar Amran beberapa waktu lalu.

Satgas Pangan Polri tengah menindaklanjuti laporan Kementan terkait laporan pengoplosan beras. Polri memeriksa empat produsen, yakni Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group) sebagai langkah penyelidikan.
 
Baca Juga: 

Dugaan Oplosan, Polri Periksa 25 Pemilik Merek Beras Kemasan 5 Kg


Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta, Hasudungan Sidabalok, menyebut pihaknya tengah melakukan audit internal dalam memeriksa kualitas beras yang dijual PT Food Station Tjipinang Jaya. Dinas KPKP masih menunggu hasil pemeriksaan sampel beras yang diambil dari gudang milik Food Station di Cipinang, Jakarta Timur.

"Iya (Dinas KPKP melakukan audit internal). Kami lagi tunggu hasil pemeriksaan sampel beras FS yang kami periksa di lab DKPKP," kata Hasudungan saat dikonfirmasi, Senin, 14 Juli 2025.

Hasudungan mengaku pihaknya tak mau berburuk sangka terhadap dugaan keterlibatan PT Food Station atas kasus pelanggaran mutu beras yang dijual. "Diimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dalam membeli beras dan diharapkan agar menunggu hasil investigasi dari pihak yang berwajib terkait informasi yang beredar pada saat ini," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)