Stabilitas Jasa Keuangan Tetap Terjaga di Tengah Tensi Perdagangan dan Geopolitik Global

Ketua DK OJK Mahendra Siregar. Foto: dok Kemenlu.

Stabilitas Jasa Keuangan Tetap Terjaga di Tengah Tensi Perdagangan dan Geopolitik Global

Insi Nantika Jelita • 3 June 2025 07:59

Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dan resilien meski dihadapkan pada perang dagang dan geopolitik global.
 
"Stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah dinamika tensi perdagangan global," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Mei 2025 secara daring, dikutip Selasa, 2 Juni 2025.
 
Mahendra menyampaikan pelaku pasar menyambut positif kesepakatan dagang sementara antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok pada 12 Mei 2025 yang berlaku untuk 90 hari. Hal ini diyakini dapat menurunkan tensi perdagangan global, sehingga mendorong penguatan pasar keuangan global.
 
"Hal ini diikuti penurunan volatilitas pasar keuangan dan capital inflow ke pasar negara-negara berkembang," imbuh dia.
 
Kebijakan moneter global juga dikatakan semakin akomodatif dengan beberapa bank sentral menurunkan suku bunga, menyuntikkan likuiditas ke pasar, atau menurunkan reserve requirement. Kebijakan fiskal global juga cenderung ekspansif meski ruang fiskal terbatas.
 
Di tengah perkembangan itu, The Fed, bank sentral di AS, menyiratkan untuk mempertahankan suku bunga lebih panjang atau fed fund rate (FFR) high for longer, yang menunggu kepastian dari kebijakan tarif dan dampaknya terhadap beberapa indikator perekonomian.
 
"Hal ini mendorong pasar menurunkan estimasi penurunan FFR menjadi dua kali di 2025 dari sebelumnya tiga sampai empat kali penurunan," kata Mahendra.
 

Baca juga: Bantah Khianati Perjanjian Perdagangan, Tiongkok: Trump Sebar Tuduhan Palsu!


(Ilustrasi perang dagang AS-Tiongkok. Foto: Anadolu)
 

Ekonomi domestik masih resilien

 
Sementara itu, perekonomian domestik masih menunjukkan resiliensinya di tengah tingginya dinamika global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia positif pada kuartal pertama 2025 meskipun terlihat dengan laju yang sedikit melambat, menjadi 4,87 persen.
 
Permintaan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama yang tumbuh sebesar 4,89 persen. Inflasi dalam negeri tetap terjaga, tercatat sebesar 1,95 persen dan masih dalam rentang target Bank Sentral Bank Indonesia.
 
Beberapa indikator perekonomian terkini juga masih menunjukkan resiliensi. Di antaranya, neraca perdagangan yang terus mencatat surplus, devisa transaksi berjalan yang menyempit menjadi 0,05 persen dari produk domestik bruto (PDB) dari sebelumnya 0,87 persen, serta cadangan devisa tetap stabil di level yang tinggi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)