Jakarta: Gubernur Maluku Utara (Malut) Sherly Tjoanda Laos berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan di Negeri Rempah-rempah. Beberapa hal yang akan dilakukan, yaitu meningkatkan sarana dan prasarana (sarpras) sekolah.
Menurut Sherly, peningkatan sarpras sangat dibutuhkan. Sebab, kondisi sarpras dinilai berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.
"Kita tidak bisa cerdas dengan baik kalau tidak belajar di tempat yang nyaman," kata Sherly melalui keterangan tertulis, Sabtu, 24 Mei 2025.
Dia mengaku prihatin dengan kondisi sekolah di Malut Hal itu ditandai dengan pengalamanDinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut kebingungan mencari lokasi peluncuran sistem penerimaan murid baru (SPMB), penyerahan buku tabungan BOSDA, serta penyerahan ijazah lulusan 2025.
Dia menceritakan, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Abubakar Abdullah kebingungan mencari lokasi kegiatan yang memadai. Hingga akhirnya dipilih aula SMK Negeri 2 Ternate. Meski gedungnya luas dan besar, kondisinya cukup memprihatinkan karena sudah termakan usia dan rusak di sejumlah bagian.
“Pak Kadis bingung kegiatannya di mana. Memutuskan di SMK, katanya aulanya besar, tapi aulanya jelek. Saya bilang tidak apa-apa. Aulanya jelek itu kita datang saja,” ungkap dia.
Sherly menilai, diperlukan kejujuran dalam menilai sarana dan prasarana SMA/SMK sederajat. Dari total 495 SMA/SMK sederajat, setengah di antaranya, atau 250 kondisinya memprihatinkan.
“Biar kita semua pengambil kebijakan, para pengatur anggaran. Ada Pak DPRD, ada saya, Pak wagub, dan pimpinan OPD, kita melihat dan bercermin bahwa inilah kondisi sarpras (sarana-prasarana) dari SMA/SMK sederajat di Maluku Utara,” ujar Sherly.
Dalam kesempatan tersebut, Sherly menyerahkan bantuan renovasi untuk aula SMK Negeri 2. Bantuan bersumber pergeseran APBD 2025 sebesar Rp 61 miliar untuk merenovasi 64 fasilitas SMA/SMK.
Kemudian, lanjut Sherly, Pemerintah Provinsi Maluku Utara mendapatkan bantuan dari APBN untuk renovasi 54 sekolah. "Jadi tahun ini sekitar 118 sekolah, dari total 250 sekolah yang rusak, akan direnovasi tahun 2025,” sebut dia.
Sherly juga mengungkapkan, akan terus melengkapi fasilitas pendukung di sekolah SMA/SMK sederajat. Seperti lapangan basket, gedung olahraga, dan laboratorium komputer.
Selain perbaikan sarpras, Sherly menegaskan dirinya bakal menghapus uang komite. Sebab, hal itu memberatkan para siswa.
“Kita tidak bisa belajar dengan tenang kalau dikejar-kejar tagihan dari sekolah. Uang komite belum bayar tidak bisa ujian, uang komite tunggak tidak bisa ambil ijazah,” ujar dia.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara hadir untuk menggratiskan uang komite. Sebagai gantinya, Pemprov akan memberikan bantuan operasional sekolah daerah (BOSDA).
“Kemudian ijazah-ijazah yang belum diambil karena tunggakan komite di masa lalu sejak tahun 2020-2024 diputihkan dan hari ini dibagikan ijazah kurang lebih 2.330,” kata dia.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Sherly Tjoanda Laos juga membagikan 16 ijazah, penyerahan buku rekening penerimaan bantuan beasiswa program Indonesia Pintar, dan penyerahan buku tabungan BOSDA kepada lima kepala sekolah secara simbolis.