APBN Defisit Rp371,5 Triliun, Purbaya: Gara-gara Tekanan Harga Komoditas Global

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers APBN KiTa. Foto: Metrotvnews.com/Husen.

APBN Defisit Rp371,5 Triliun, Purbaya: Gara-gara Tekanan Harga Komoditas Global

Husen Miftahudin • 14 October 2025 17:53

Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 30 September 2025 tercatat sebesar Rp71,5 triliun atau 1,56 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Lebih besar ketimbang defisit APBN per 31 Agustus 2025 yang tercatat Rp321,6 triliun atau 1,35 persen PDB.

Defisit APBN ini sendiri tercipta lantaran realisasi belanja negara lebih besar daripada pendapatan negara. Per 30 September 2025, belanja negara tercatat sebesar Rp2.234,8 triliun atau 63,4 persen terhadap outlook, sementara negara hanya berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar Rp1.863,3 triliun atau 65,0 persen terhadap outlook.

"Meskipun (pendapatan negara) lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama dari tahun lalu secara nominal. Tekanan ini bersumber dari penurunan harga komoditas global yang memengaruhi penerimaan perpajakan, khususnya di sektor migas dan tambang," ungkap Purbaya dalam Konferensi Pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.

Lebih lanjut Purbaya menjelaskan, penurunan harga komoditas seperti batu bara dan sawit menyebabkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) badan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri sedikit tertahan. Untungnya, tekanan tersebut tertahan oleh sektor manufaktur dan jasa yang disebut masih berkontribusi positif terhadap penerimaan negara.

Adapun, ungkap Menkeu, penerimaan perpajakan per 30 September 2025 mencapai Rp1.516,6 triliun atau terkontraksi 2,9 persen (yoy). Rinciannya, penerimaan pajak sebesar Rp1.295,3 triliun dan bea cukai sebesar Rp221,3 triliun.
 

Baca juga: Tak Ada Anggaran, Menkeu Purbaya Ogah Rogoh APBN Buat Family Office


(Realisasi APBN per 30 September 2025. Foto: Tangkapan layar YouTube Kemenkeu)
 

APBN tetap kreatif dan kredibel


Meskipun demikian, Purbaya menekankan realisasi APBN hingga 30 September 2025 tetap kreatif dan kredibel dalam menjaga keseimbangan antara dukungan pemulihan ekonomi dan kesinambungan fiskal untuk jangka menengah.

Ini terlihat dari efektivitas belanja negara yang didorong oleh pelaksanaan program prioritas, bantuan sosial (bansos), hingga belanja modal infrastruktur.

Selain itu, defisit anggaran tercatat hanya 1,56 persen terhadap PDB atau lebih rendah dari outlook tahun penuh untuk 2025 yang ditetapkan sebesar 2,78 persen PDB.

"Keseimbangan primer juga masih tercatat surplus sebesar RP18 triliun. Ini menunjukkan konsolidasi fiskal yang terus berlanjut," tutur Purbaya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)