Co-captain Tim Pemenangan Nasional (Timnas) AMIN Sudirman Said. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez
Fachri Audhia Hafiez • 24 January 2024 18:09
Jakarta: Kubu pasangan capres dan cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (AMIN), kaget dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden terang-terangan menyatakan seorang Kepala Negara boleh berkampanye dan memihak pada pemilihan umum (pemilu).
"Saya kira kita semua kaget, semua terkejut karena itu seperti berbalik dengan apa yang selama ini diungkapkan terus menerus," kata co-captain Tim Pemenangan Nasional (Timnas) AMIN, Sudirman Said, di Rumah Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan, Rabu, 24 Januari 2024.
Jokowi sebelumnya kerap menyuarakan netralitas. Ketidakberpihakan itu disuarakan demi terselenggaranya Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 secara jujur dan adil.
"Logikanya begini, mengapa polisi diminta netral, mengapa ASN diminta netral, mengapa pegawai BUMN diminta netral? Karena mereka punya kewenangan publik," ujar Sudirman.
Menurut Sudirman, situasi saat ini akan memunculkan kekhawatiran di publik. Kewenangan dari Presiden akan memudahkan pasangan capres-cawapres tertentu karena ada pengerahan aparat negara.
"Dikhawatirkan adalah kalau kewenangan publik itu digunakan untuk berpihak atau punya preferensi pada partai atau kandidat tertentu. Karena itu, memang sudah benar seluruh aparat negara memang diminta untuk netral," ucap Sudirman.
Baca Juga:
Muhammadiyah: Cawe-Cawe Presiden Refleksi dari Krisis Berkepanjangan |