Muhammadiyah: Cawe-Cawe Presiden Refleksi dari Krisis Berkepanjangan

Presiden Joko Widodo. Foto: MI/Ramdani

Muhammadiyah: Cawe-Cawe Presiden Refleksi dari Krisis Berkepanjangan

Media Indonesia • 24 January 2024 16:52

Jakarta: Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mengkritisi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut presiden boleh berkampanye dan memihak di pemilu. Pernyataan itu dinilai sebagai bentuk refleksi sebuah krisis di kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Cawe-cawe bisa kampanye, itu refleksi dari krisis yang berkepanjangan dan fundamental. Betapa miskinnya kenegaraan, miskinnya aspek rohaniah spiritual dari Istana Negara,” kata Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas kepada Media Indonesia, Rabu, 24 Januari 2024.

Menurut dia, orang-orang di lingkaran Jokowi patut disalahkan dengan pernyataan tersebut. Mereka dinilai gagal memberikan pemahaman kepada Jokowi.

“Itu kita menyayangkan, orang-orang terdekat Presiden Jokowi, kenapa gagal memberikan kontribusi yang menggambarkan simbiosis mutualistik. Dalam arti, Presiden ini harus dilingkari orang-orang yang baik, orang-orang yang tulus, orang-orang yang cerdas,” ungkap dia.
 

Baca juga: Dukungan Jokowi untuk Gibran Rusak Konsep Bernegara

Busyro menilai pemilu kali ini gagal secara moral. Mirisnya, kegagalan moral tersebut dilakukan oleh Kepala Negara.

“Pemilu gagal dalam arti dengan langkah-langkah yang sebodoh itu. Itu sudah nyata-nyata dilakukan, bukan oleh masyarakat sipil,” sebut dia.

Busyro juga menyayangkan sikap Jokowi yang sampai langsung turun sendiri untuk membagikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat. Padahal, tugas tersebut bisa dilakukan pejabat di daerah.

“Kenapa harus Presiden langsung? Dan kenapa menjelang pemilu? Itu yang tadi saya katakan, itu sebetulnya bukan bantuan, itu satu penyesatan, penghinaan, pembodohan rakyat,” ujar dia. (MI/Yakub)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)