Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Foto: dok Kemenkeu.
M Ilham Ramadhan Avisena • 19 September 2024 15:28
Jakarta: Penurunan bunga acuan The Federal Reserve sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen hingga 5,0 persen pada Rabu waktu Amerika Serikat (AS) atau Kamis dini hari waktu Indonesia merupakan angin segar bagi perekonomian dunia. Itu sekaligus dapat mengurangi ketidakpastian ekonomi global yang ada dalam beberapa waktu terakhir.
"Karena higher for longer memang salah satu faktor yang memberikan dampak sangat besar terhadap kinerja perekonomian di negara-negara berkembang. Jadi penurunan ini adalah langkah yang memang kita harapkan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada pewarta di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 19 September 2024.
Penurunan bunga acuan The Fed (Fed Fund Rate/FFR) sekaligus menandai pelonggaran kebijakan moneter pertama Bank Sentral Negeri Paman Sam sejak covid-19 di 2020. Pasar turut berkeyakinan The Fed masih akan menurun FFR dua kali lagi di tahun ini.
Pemangkasan suku bunga AS itu juga secara mengejutkan lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang sebesar 25 bps. Suara pejabat The Fed diketahui terpecah dalam menentukan pemotongan suku bunga.
Perbedaan pendapat datang dari Anggota Dewan Gubernur The Fed Michelle Bowman yang tidak setuju memotong 50 bps. Dia lebih memilih pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun pada akhirnya, kesepakatan tercapai dan tidak ada pejabat The Fed yang memberikan suara menentang untuk memangkas FFR sebesar 50 bps.
Baca juga: The Fed Lakukan Pemangkasan Jumbo Suku Bunga |